WONOSARI-JUMAT PAHING | Konflik antara Manajemen RSUD Wonosari dengan dokter Ari Hernawan berjalan selama tiga tahun sejak 2018 hingga 2021.
Pokok permasalahan bersumber dari dugaan pembagian jasa pelayanan (Japel) kesehatan yang tidak adil karena billing systemnya eror. Ketika Bupati Sunaryanta turun tangan menengahi, konflik pun reda dalam durasi 120 menit.
“Saya perintahkan stop. Permasalahan pembagian jasa pelayanan kesehatan di RSUD ini kecil dan sepele. Memalukan diketahui pihak luar. Apalagi sampai dibawa-bawa ke ranah hukum,” ujar Bupati Sunaryanta, kepada pihak Managemen dan dokter Ari Hermawan di ruang Handayani, 16-4-2021.
Menurut Bupati Sunaryanta, seluruh dokter tidak pantas berebut sesuatu kemudian dipertontonkan di depan publik via media. Bupati menilai konflik terjadi karena kurang pemahaman dan miss komunikasi. Menurutnya, itu harus diselesaikan secepatnya.
“Saya tahu bahwa antara dokter Ari Hermawan dengan dokter Heru Susilowati selaku Direktur RSUD tidak pernah bersalaman karena masing-masing memendam dongkol,” ujar Bupati Sunaryanta menebak rasa.
Menurut Bupati, seluruh dokter RSUD Wonosari mengemban tugas kemanusiaan yang lebih penting ketimbang persoalan material. Mendahulukan kepentingan warga, tandas Bupati, itu yang utama.
Pertemuan yang dipandu Sekda Drajad Ruswandono dan dimonitor tiga anggota DPRD Gunungkidul Supriyadi, Gunawan dan Anwarudin itu berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.
Walau di awal terjadi pemaparan data dan fakta yang berbeda antara dokter Ari Hermawan dengan jajaran Manajemen RSUD, hasilnya pertemuan siang itu berakhir damai.
Di kesempatan terakhir dokter Ari menyatankan menerima cara pembagian Japel Kesehatan yang dipayungi tiga dokumen yakni Perbub, Peraturan Direktur RSUD serta Kesepakatan Komite yang pada mulanya dia persoalkan.
“Termasuk pemindahtugasan saya selaku PNS, saya tidak mempersoalkannya,” kata dokter Ari Hernawan. (Bambang Wahyu Widayadi)