GUNUNGKIDUL-RABU WAGE | Juli tahun 2023, pada usia ke-76, sejumlah tokoh mengkritisi perkembangan koperasi di Indonesia. Ada yang bilang lucu, Korea Selatan tahu koperasi karena ngelirik Indonesia. Kondisi berbalik, Korsel mengajarkan Saemaul Undong ke Indonesia cara mengelola koperasi yang mandiri dan profesional seperti diajarkan di Kapanewon Playen dan Ngawen.
Ilustrasi: Koperasi dalam tembang dhandhanggula yang diawali pada tahun 1947.
1.
Dumadine kalih welas Juli, Koperasi kekiyatan warga, Papat pitu wiwitane. Sinebat saka guru Ekonomi kang migunani Njagi pasedherekan Cen pantes tinurut Gotong-royong tembayatan Nyandhing bungah uripe marga nyawiji Bung Hatta pun ngendika.
2.
Yen prasaja lampah koperasi Estingarah anggota kesangga Mulya rina lan wengine. Raos rosa puniku Kasunyatan dereng pinanggih Sinten kemul kabegjan Nun inggih pamengku Dadi longgar lan gumebyar Awit iguh ugi wenang damel margi Koprasi dadi sirna.
Lembaga ekonomi (koperasi) meski secara konstitusional dikuatkan oleh negara di Pasal 33 UUD 1945, fakta lapangan menunjukkan kondisinya kembang kempis.
Di Indonesia koperasi yang difasilitasi pemerintah rata-rata gulung tikar. Ini menurut Iswandoyo, mantan Penewu Wonosari.
“Pengalaman kami karena ada pesan sponsor, maka mengakibatkan koperasi plat merah mati perlahan kena virus kebijakan yang salah,” kata Iswandoyo, 12-7-2023.
Koperasi yang bertahan rata-rata yang dibangun dan dikelola secara mandiri. Anggota mengawasi, sehingga pengurus punya tanggung jawab, karena dipilih dari dan oleh anggota.
Jhoni Gunawan, mantan Pengurus Dewan Kebudayaan berpendapat, banyak koperasi didirikan mendadak karena diiming-imingi gula.
“Gula bisa diambil, saratnya macem -macem dengan mengajukan proposal,” ujarnya.
Raden Mas Kukuh Hertriasning (Rama Aning) beda pandangan. Rama Aning mengaku pernah ditawari bekerjasama dengan Korea Selatan meski akhirnya batal.
Koperasi di Korea Selatan anggotanya minimal dua juta orang. Tidak seperti di Indonesia hanya ratusan atau ribuan.
“Sebenarnya kami mau membentuk Koperasi Tani Hayati Gunungkidul bekerjasama dengan koperasi Korea Selatan, tetapi tidak masuk persyaratan karena jumlah anggota cuma 1000 orang, akhirnya batal,” ungkap Rama Aning.
Mantan lurah Desa Bleberan, Kapanewon Playen Gunungkidul menggarisbawahi bahwa benar di Korea Selatan perkembangan koperasi cukup pesat.
Di sana, kata Tri Harjono, pemerintah tidak melakukan intervensi apapun, tetapi punya komitmen mendukung penuh terhadap perkembangan koperasi.
“Saya pernah belajar di Korea Selatan selama 10 hari,” ucap Tri Harjono.
Hal itu tidak mengherankan. Ini pandangan Danang Ardiyanto, Ketua Partai Serikat Indonesia, karena oligarki membackup koperasi.
“Di Indonesia berbeda, pemilik modal atau oligarki justru menggilas koperasi,” ujar Danang.
Merujuk data 2020 jumlah koperasi di Gunungkidul sebanyak 266 unit. Yang aktif 205, tidak aktif 61 unit. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 merilis jumlah koperasi tinggal 264 unit. KUD tercatat 16 unit.
Pilar perekonomian rakyat itu tidak bertambah, tetapi sebaliknya. Sementara setiap tanggal 12 Juli, orang pada gegap gempita memperingati hari koperasi.
Sebagaimana diketahui bersama koperasi pertama kali diperkenalkan
Robert Owen (1771-1858) seorang ekonom berkebangsaan Skotlandia,
Setelah koperasi berhasil diterapkan di Negara-negara Eropa, Wakil Presiden Indonesia pertama, Mohamad Hatta mengadopsi, koperasi kemudian berhasil mendorong masuk ke dalam konstitusi, di Pasal 33.
Tetapi Setelah 76 tahun usia koperasi di Indonesia fakta tidak terpungkiri hidupanya tersendat dan kembang kempis.
Winaryo mantan Kepala Dipataru Gunungkidul merasa geli, karena dulu Korea Selatan belajar koperasi ke Indonesia.
“Termasuk Rumah Saemaul Undong yang dirintis di Bleberan Playen dan di Kampung Ngawen. Ilmu koperasi itu dicomot dari Indonesia kemudian belakangan dijual ke Indonesia. Ini lucu,” kata Winaryo.
(Bambang Wahyu)