WONOSARI, Senin Legi – Pilpres sedang berproses menuju Rabu 17 April 2019. Pemenangnya, sudah ditetapkan, meski dua pasangan calon terus berdebat, atau bahkan diadu laiknya dua ekor ayam yang saling mematuk, dikelilingi para botoh. Langit menyaksikan, taat sekaligus mengamini, sementara penduduk bumi tidak mendengarkannya.
Baca juga: PADA PUISI MUNAJAT 212, NENO WARISMAN INGIN KELUAR DARI KEGELAPAN
Tidak seorang pun mampu meramal siapa pemenang pilpres 2019. Juga tidak seorang pun kuasa menghalangi kehendak Ilahi, siapa di antara dua kandidat yang kini berkompetisi, sukses merebut kursi Presiden RI ke 8.
Hasil akhir demokrasi yang sedang digadang dan ditunggu 262 juta warga Indonesia, adalah misteri Illahi. Aneka survey yang dilakukan beberapa institusi, tidak lebih dari penyedap masakan, yang sebenarnya tanpa penyedap itu pun demokrasi akan tetap berjalan dengan baik.
Eddy Praptono, yang kebetulan menjabat Kepala Dinas PUPR Gunungkidul, secara pribadi mengunggah pendapatnya di akun facebook, bahwa semua akan tercipta suasana adem ayem, sepanjang meyakini sanatulloh.
“Suara rakyat, suara Tuhan. Hanya Allah yang tahu siapa yang jadi. Semua sudah tercatat di Lauh Mahfudz. Rakyat yang berusaha,” tulis Eddy Praptono, Sabtu (23/02), pada jam 11.33 WIB.
Baca juga: DOA DAN BESUKKU KEPADA IBU ANI YUDHOYONO
Sebagian pengamat menilai, usaha yang sedang digalang dan dipertontonkan di atas panggung politik saat ini, sedang ditonton dunia.
Ada dua penonton besar, satu Amerika, satu Cina. Kedua negara ini, sama-sama memiliki kepentingan, terhadap pemenang pilpres Rabu 17 April 2019.
Punya kepetingan itu adalah sah-sah saja, meski kepentingan itu super buruk. Yang dibutuhkan saat-saat seperti ini, rakyat tidak perlu melek politik.
Seluruh rakyat, tanpa kecuali juga dua pasangan kandidat untuk melek mulut. Berbicara tidak asal banter, apa lagi saling tuding seperti banyak dipamerkan di layar kaca.
Perbanyak dzikir, perbanyak doa, perbanyak permohonan. Alasannya adalah keyakinan, “Kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya. Tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh),” pada Al-Anam, Ayat 59.