Minggu Kliwon – Satu kekhawatiran serius, sebagian besar orang tua kehilangan kontrol terhadap akan-anak mereka. Era mendongeng, membaca buku tidak lagi menjadi kebiasaan. Peran orang tua tergantikan oleh benda elektronik seperti tv serta gadget.
Forum Penulis Negeri Batu (FPNB) dan Rumah Dongeng Indonesia talkshow dan bedah buku dengan tema Dongeng, Sastra, dan Kehidupan, Sabtu, (12/8). Gelar tersebut merupakan rangkaian acara Pameran Perpustakaan dan Launching Perpustakaan Digital e-pusda Gunungkidul. Acara diprakarsai Dinas Perputakaan dan Kearsipan (DPK) Gunungkidul bekerjasama dengan Gramedia yang diselenggarakan pada 4-14 Agustus 2017.
Bedah buku Rumahku Negaraku, karya Kak Wess almarhum, Sampah Menumpuk di Pantai Laut, danTersesat karya novelist Gunungkidul Tri Asih, berlangsung meriah.
Hadir bintang tamu, Aguk Irawan (sastrawan Yogyakarta) didampingi Drs. Sugiyanto, MT mantan Kepala DPK Gunungkidul, sekarang ketua FPNB.
Aguk Irawan mengapresiasi sekaligus berharap, ke depan ada kesempatan untuk mendiskusikan lebih lanjut masalah sastra dan kehidupan.
Sebelumnya, DPK Gunungkidul telah menyelenggarakan lomba menulis dan lomba bercerita dengan berbagai kategori dan hadiah serta kegiatan donor darah pada hari Kamis, 10 Agustus 2017.
Selain itu, ada photobooth contest lomba mewarnai kategori SD kelas 1 sampai kelas 3 yang dilaksanakan Minggu 13 Agustus 2017.
Di samping untuk memperkenalkan perpustakaan digital, acara ini juga untuk memotivasi tumbuhnya minat dan kebiasaan membaca masyarakat Gunungkidul. (sumber:dpk.gunungkidulkab.go.id)
Sastra dan dongeng sangat dekat dan erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Namun, dengan kemajuan teknologi, perlahan-lahan kebiasaan masyarakat pun mulai bergeser.
Dongeng mulai ditinggalkan, anak-anak lebih suka bermain dengan gadget. Mungkin tinggal satu dua yang membaca ataupun dibacakan dongeng sebelum tidur.
Begitupun dengan puisi, cerita dan novel. Anak-anak lebih suka menyaksikan acara televisi ataupun berbagai acara lainnya lewat saluran online di gadget mereka. Memprihatinkan, jarang ada orangtua yang memantau kegiatan anak-anak.
Mungkin mulai hari ini, kita bisa perlahan-lahan mengenalkan kembali dongeng dan cerita kepada anak-anak dan keluarga kita. Tak hanya lewat buku, bisa lewat e-book atau e-pusda Gunungkidul. Manfaatkan teknologi yang ada sebaik-baiknya untuk lebih dekat dengan sastra.
Salam literasi!
Penulis: Devi Erhma