PLAYEN, SABTU LEGI – Gunung Sewu masuk jejaring Unesco Global Geopark ditetapkan tahun 2015. Penetapan trsesebut diduga berpengaruh pada meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing. Dampak lain, juga mengurangi angka kemiskinan.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Asty Wijayanti mengatakan hal itu pada Rakor Geopark Indonesia di Gua Rancang Kencono, Bleberan, Playen, Jumat (16/11).
Dia mengakui, belum ada penghitungan secara detail mengenai dampak penetapan status Gunung Sewu Unesco Global Geopark tahun 2015 lalu. Tetapi sejak beberapa tahun terakhir dia melihat adanya peningkatan kunjungan wisata yang signifikan.
“Dinas Pariwisata mencatat, banyak wisatawan asing ke Gununkidul. Kemungkinan besar, itu dampak dari penetapan status Gunung Sewu Unesco Global Geopark,” jelasnya.
Pengelolaan yang tepat terhadap Geopark Gunungsewu, sambungnya, akan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Salah satu dampak positif tersbebut terkait dengan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Safri Burhanuddin, Deputi Koordinasi Sumberdaya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Dia menyebutkan, perkembangan Geopark Gunungsewu memang menjadi ikon menonjol, karena berdampingan dengan kultur gotong royong.
Dia mengskui, selama ini memang cukup banyak tantangan, yang dinilai mengarah pada paradoks antara pemanfaatan alam dan menjaga keseimbangan Geopark.
Dia menyebut contoh, membangun Taman Nasional dan Cagar Alam hanya mengedepankan konservasi, kurang memperhatikan manusia di sekitarnya. (Joko)