NGLIPAR, Selasa legi – Dampak Siklon Cempaka dan bencana banjir di Gunungkidul tidak hanya mengakibatkan infrastruktur saja yang rusak, Di sektor pertanian, ribuan hektar tanaman padi, dan ratusan hektar lahan mengalami kerusakan.
Disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul, Ir. Bambang Wisnu Broto, pada Senin, (12/12), saat menghadiri temu wicara Kelompok Tani Ngudi Makmur, di Padukuhan Klayar, Kecamatan Nglipar.
Lebih Lanjut Bambang memaparkan bahwa dampak dari Siklon Cempaka sangatlah luas di seluruh Gunungkidul. Tanaman padi yang berdampak ada 1.471,4 hektar, mengalami Fuso 385,2 hektar. Kemudian lahan polowijo yang berdampak ada 1.007,9 hektar, dengan rincian sebagai berikut :
Tanaman jagung ada 622,5 hektar, tanaman kedelai ada 13,3 hektar, kacang 25,5 hektar dan tanaman singkong 346,6 hektar, kemudian untuk tanaman sayur mayur, yang kena dampak ada 22,26 hektar.
Disampaikan pula oleh Bambang bahwa selain pertanian, sektor perternakan juga sangat besar dampaknya. Diseluruh Gunungkidul ternak sapi yang mati, karena hilang atau terkena longsoran ada 12 ekor, kambing 56 ekor, dan ayam ada 15 ribu ekor mati. Selain itu Bambang juga mendata kandang ternak yang terkena dampak bencana.
“Kandang sapi ada 122 dan kandang kambing ada 9,” jelasnya.
Menjadi pekerjaan rumah jangka panjang, menurut Bambang adalah mengembalikan lahan pertanian yang lapisan tanahnya sudah hilang karena banjir. Selain itu dampak hilangnya lahan penghijauan untuk pakan ternak.
“Disepanjang Kali Oyo hampir semua lahan yang biasanya ditanami pakan ternak hilang atau rusak,” imbuhnya.
Menurut catatannya, lahan pakan ternak yang hilang kurang lebih 249,5 hektar.
“Hingga saat ini total kerugian akibat dampak siklon cempaka dari sisi pertanian dan peternakan mencapai hampir Rp. 14 milyar,” tutupnya.
Pihaknya akan berupaya komunikasi dengan pemerintah pusat, supaya dampak kerusakan akibat bencana siklon di Kabupaten Gunungkidul dapat segera teratasi.
Reporter: W. Joko Narendro_ig