WONOSARI-SABTU KLIWON | Siapa pun yang berkunjung ke Gunungkidul dan untuk kepentingan apa pun, mereka harus diposisikan sebagai tamu yang harus dihormati. Termasuk berkunjung dalam konteks berwisata.
Advokad Tomy Harahap menyatakan hal tersebut terkait erat dengan layanan wisata yang belakangan heboh di media sosial, karena salah satu destinasi wisata di Gunungkidul menggunakan aji mumpung tidak transparan dalam mematok tarif secara rinci.
Pelaku wisata sebagai tuan rumah, pengunjung sebagai tamu mustinya dalam posisi mempererat silaturahmi.
“Karena tali silaturahmi itu selalu mendatangkan Rizki,” ujar Tomy 13-5-2022.
Dia mengutip pesan,
barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.
Ini penting menjadi pedoman baik bagi pengusaha wisata maupun Pemkab Gunungkidul dalan melayani pengunjung.
Tidak boleh asal dapat duit banyak, kemudian bersikap semena-mena kepada para tamu yang datang.
Kalau pemilik destinasi semi wisata buatan kemudian main kemplang soal tarif padahal ijinnya saja belum lengkap, menurutnya itu masuk kategori pungli.
“Penegak hukum bisa turun tangan itu,” tegasnya. (Bambang Wahyu)