PLAYEN, JUMAT KLIWON – Belum ditemukan manuskrip (naskah) yang memaparkan, kapan Gua Rancang Kencana (GRK) ditemukan manusia. Gua tersebut terletak di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunungkidul. Posisi GRK ada di permukaan bumi, keluasannya melebihi rumah joglo.
Tahun 1964, saya kelas IV, Sekolah Dasar Negeri Bunder II diajak mengunjungi GRK oleh Pak Guru Jumali, lewat Jelok, Beji yang sekarang kesohor dengan sebutan Kampung Nusantara.
GRK bisa memuat 25 mobil lebih, sepanjang dibuatkan infrastuktur untuk itu. Mobil bisa masuk atau sebaliknya, itu tidak penting. Saya hanya ingin menggambarkan, sebegitu luas GRK yang saya kenal di tahun 1964.
Tahun 2018, Rabu (5/9), Tri Harjono, sahabat saya, mantan Kades Bleberan, mengungkit kenangan lama.
Dia, di akun facebooknya mengunggah foto GRK, dalam posisi ruangan dipacak meja kursi ala orang punya hajat mantenan.
Saya menduga, meja kursi tersebut ditata untuk keperluan Kapolda DIY menggembleng 200 Saka Bhayangkara dan Satmabhara, beberapa hari lalu.
Yang tergambar dipikiran saya, di depan GRK tumbuh pohon besar. Warga setempat menyebutnya pohon Klumpit.
Selain itu, ketika saya memasuk, (terutama pada gua utama), stalaktit tumbuh bergelantungan sedemikian subur.
Perlu diketahui GRK terdiri dari tiga ruang. Satu sempit, rendah memanjang, jarang dirambah. Yang kedua luas, tinggi, membujur ke utara (itu kalau saya tidak salah arah alias bingung). Ketiga, ruang menyatu dengan gua utama, bisa dimasuki orang, tetapi secara bergantian.
Pejabat Pariwisata Gunungkidul, saya dengar tidak begitu tertarik. Entah apa alsan mereka, saya tidak paham. Padahal faktanya, setelah Tri Harjono memoles sedikit saja, GRK tampak elok dan mengagumkan.
Tri Harjono, jangan pernah lelah berjalan, masyarakat bersama Anda. Lebih dari itu, Tuhan maha adil, maha pemberi jalan.
GRK, menurut pengamatan saya, dicipta sebesar tiga kali rumah joglo, harus dirawat sebak-baiknya. Salam GRK, untuk masyarakat Bleberan. Bambang Wahyu Widayadi