WONOSARI, RABU KLIWON-Sikap toleransi patut dicontoh dari Karangtaruna Mekar Jaya Padukuhan Semenrejo, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari. Perbedaan keyakinan beragama tidak menjadikan pemisah namun justru bisa saling bersinergi. Dalam perayaan hari Natal pemuda Muslim berpartisipasi membantu kelancaran acara menjadi juru parkir, petugas keamanan ataupun petugas pengatur kelancaran lalu lintas.
Sebaliknya, hal demikian juga dilakukan oleh para pemuda Nasrani ketika umat Islam merayakan hari besar keagamaan, mereka berpartisipasi membantu suksesnya acara.
Heribertus Suprapta ketua Karangtaruna Mekar Jaya Padukuhan Semenrejo, Desa Pulutan menyampaikan, sikap toleransi sudah terbangun sejak beberapa tahun silam. Berawal pada masa lalu sering terjadi gesekan dan ketegangan yang dilatar belakangi keyakinan akhirnya para tokoh masyarakat dan pemuda sepakat untuk berkomitmen saling menghargai, menghormati, dan bersikap toleransi.
“Anggota Karangtaruna Mekar Jaya antara yang Muslim dan Non Muslim hampir seimbang, hal tersebut bila tidak saling toleransi akan menjadi bomerang bagi ketentraman masyarakat,” ungkapnya, Selasa, (25/12).
Lebih lanjut dia menyampaikan, terbangunnya sikap toleransi dan saling menghargai juga berdampak dalam sosial kemasyarakatan. Dengan adanya perbedaan menurut dia, akan menjadi indah bila pebedaan tersebut tidak dipermasalahkan.
Suprapta berharap, agar langkah kecil yang dijalani Karangtaruna Mekar Jaya Padukuhan Semenrejo bisa ditiru oleh wilayah lain, sehingga persatuan masyarakat terwujud meskipun beragam aliran kepercayaan ataupun agamanya.
“Alangkah indahnya bila perbedaan yang ada dijadikan sarana untuk saling membantu, untuk saling menolong bukan sebaliknya saling ejek ataupun caci maki,” ungkapnya.
Sementara itu Dukuh Semenrejo Eka Budi Santosa menjelaskan, meskipun warganya terbagi menjadi 2 kubu besar antara Muslim dan Non Muslim, sikap gotong royong dan saling menghargai sudah terjalin dengan baik diantara warga masyarakat.
“Momen Natal, Idul Fitri, Idul Adha ataupun kegiatan keagamaan yang lain, sudah menjadi tradisi semua pemuda Karangtaruna membaur jadi satu, saling tolong menolong mendukung lelancaran acara yang ada,” jelasnya.
Budi menambahkan, dalam hal sikap toleransi warganya sangat komit, proses pembangunan padukuhan juga dapat berjalan lancar karena semua warga menyadari adanya perbedaan agama bukan untuk diperdebatkan namun saling dihormati. (Ag/ig)