GUNUNGKIDUL-MINGGU KLIWON | Menanggapi laka laut di Pantai Seruni 17-11-2022, yang kemudian ditemukan di Pantai Ngandong sehari kemudian, mantan anggota DPRD DIY, Bambang Krisnadi menyatakan, semakin banyak kecelakaan laut apalagi sampai hilang dan mati akan semakin mengurangi jumlah pengunjung.
Bambang Kris mempertanyakan, soal kesiapsiagaan penyelamat pantai di setiap bibir selatan wilayah Gunungkidul.
Itu betul, ujar Kepala Dinas Pariwisata, Muhammad Arif Aldian, S.IP. M.Si, 18-11-2022, tetapi sepanjang pantai Gunungkidul sudah ada Tim SAR yang mengingatkan keamanan dan keselamatan wisatawan, selama berkunjung ke pantai Gunungkidul.
Tentu dalam hal ini, lanjutnya, perlu kesadaran pengunjung untuk selalu mengindahkan himbauan dan peringatan yang disampaikan oleh petugas lapangan guna menghindari terjadinya kecelakaan laut sepanjang pantai Gunungkidul.
Celakanya, selalu saja terjadi kecelakaan laut. Kalau di luar negeri, di Hawai misalnya, tidak ada tim SAR, adanya penjaga pantai.
Mereka punya otoritas tidak hanya mengingatkan, tetapi menghalangi secara paksa bagi para pengunjung.
Di Gunungkidul tidak ada keberanian bertindak seperti itu, atau memasang tanda tertentu sebagai batas yang tidak boleh dilampaui.
Ini perlu ditiru dan dicoba di Gunungkidul, demikian saran para netizen.
Mereka bilang, pantai selatan Gunungkidul sepanjang 71 km itu seperti gurita, makhluk yang siap melilit dan menyeret pengunjung yang sembrono.
Koordinator SAR Wilayah II Gunungkidul, Marjono melalui sekretarisnya Surisdiyanto menyampaikan, sebanyak 81 kasus kecelakaan laut terjadi, menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 1 lainnya dinyatakan hilang.
Ditanya soal kejadian laka laut pada 2021 dan 2022, Kadinas Pariwisata ragu menjawab, sangat boleh jadi, pihaknya tidak memiliki angka.
(Bambang Wahyu)