WONOSARI-SELASA WAGE | Menanggapi pembangunan ikon Gunungkidul Tugu Tobong Gamping yang segera dimulai, anggota DPRD Gunungkidul Sugeng Nurmanto menghendaki, kalo bisa stop. Pemda tidak seharusnya bersikap tutup telinga terhadap aspirasi.
Seperti diberitakan bahwa salah satu Proyek Strategis Daerah (PSD) Kabupaten Gunungkidul berupa Penataan Wajah Kota tahap 1, dari Kranon sampai Siyonoharjo, yang menelan anggaran 7,6 M, dimulai per 19 September 2022.
PSD Penataan Wajah Kota ini menyedot perhatian, atau lebih tepatnya keberatan dan respon negatif dari berbagai kalangan, khususnya mengenai rencana penggantian ikon Gunungkidul berupa Patung Kendang di bundaran Siyonoharjo dengan ikon baru berupa Tugu Tobong Gamping.
Beberapa bulan sejak April yang lalu, aksi penolakan muncul dari berbagai kalangan, bahkan DPRD sebagai reptesentasi rakyat turut menyuarakan penolakan.
Beberapa saat di berbagai tempat dan ‘dunia media’ dihiasi perbincangan soal keberatan-keberatan akan rencana pembangunan Tugu Tobong Gamping tersebut.
Banyak argumen disampaikan. Sampai akhirnya isu tersebut mereda setelah ada info bahwa Pemerintah Daerah akan meninjau ulang rencana pembangunan Tugu Tobong Gamping bahkan akan membuat sayembara terkait ikon Gunungkidul pengganti ikon Patung Kendang di bundaran Siyonoharjo.
Berita dimulainya program Penataan Wajah Kota tahap 1 per 19 September, dengan tetap akan dilaksanakannya penggantian ikon Gunungkidul dari Patung Kendang menjadi Tugu Tobong Gamping, memantik ulang suara-suara keberatan dan kekecewaan dari berbagai kalangan.
Sekretaris Fraksi PAN DPRD Gunungkidul Sugeng Nurmanto menyesalkan langkah Pemda yang tidak mendengar aspirasi masyarakat.
“Wajar ya masyarakat sampaikan gagasan tentang ikon Gunungkidul. Bahkan itu sangat positif. Itu tanda ikut handarbeni. Kalau soal keberatan ataupun penolakan, itu karena ikon Tugu Tobong Gamping memang tidak pas dan tidak relevan dengan masa lalu. Untuk sekarang dan masa depan memang ndak nyambung. Bahkan terkesan eksploitasi sumber daya alam. Bertolak belakang dengan konsep pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan, ujar Sugeng Nurmanto, 20-9-2022”.
Dia mengingatkan agar Pemda mendengar dan mengutamakan aspirasi masyarakat dengan mereview rencana pembangunan tersebut.
“Program Pembangunan Penataan Wajah Kota selain terkait ikon Gunungkidul silahkan jalan terus. Tapi untuk ikon baru Tugu Tobong Gamping kalo bisa stop. Sambil lakukan revisi yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan tidak kontroversial, atau bahkan tetap saja ikon Patung Kendang. Toh latar belakang dan filosofi ikon Patung Kendang juga sangat baik. Sekalian sebagai bentuk penghargaan kepemimpinan terdahulu. Bisa juga jadi contoh sustainabel pembangunan. Bupati baru berhak buat legacy (warisan ) tapi lebih smooth tanpa meniadakan legacy (warisan) Bupati sebelumnya, tegasnya”.
Namun demikian, jika Pemda ngotot dengan tetap melanjutkan rencana penggantian ikon Gunungkidul tersebut dengan Tugu Tobong Gamping, Sugeng Nurmanto menyerahkan hal ini pada penilaian dan respons publik dan akan sekuat tenaga untuk menyuarakannya.
(Redaksi)