Selasa Legi-Rezim Orde Lama berkuasa selama 20 tahun sejak 1945 sampai1965. Rezim Orde Baru berkuasa 12 tahun lebih lama, dari 1966 hingga 1998. Penguasa Orde Reformasi diperkirakan hanya bertahan hingga tahun 2028.
Kegaduhan politik jelang memasuki 20 tahun penguasa Orde Refomasi (ORSI), mirip dengan kebisingan yang terjadi pada masa rezim ORLA.
Gejala merebaknya partai baru di era ORSI, sewarna
dengan yang terjadi pada masa ORLA. Perbedaannya Kementrian Hukum dan Ham atas nama undang-undang memiliki kewenangan ketat atas pengendalian partai baru.
Hal di atas diperkuat Komisi Pemilihan Umun (KPU) selaku lembaga verifikator yang berperan sebagai penyaring menjamurnya partai politik di Indonesia.
Tahun 2019, Indonesia melaksanakan pemilu legeslatif berbarengan dengan pemilihan presiden. Ini pengalaman baru yang belum pernah dilakoni bangsa Indonesia.
Gema keributan partai politik mulai terasa sejak awal November 2017. Pilkada Jawa Barat 2018 dijadikan ajang tawar menawar antar parpol yang akan mengusung Jokowi dan Prabowo.
Tahun 2019 bukan hanya merupakan ajang pesta demokrasi. Arena itu juga merupakan tahun ketegangan. Intensitas sengketa proses, maupun hasil pemilu dipastikan meninggi.
Siapa pun pemenangnya, kalau toh hasil pemilu 2019 diterima, penguasa 5 tahun ke depan menghadapi geopolitik cukup berat.
Sangat dimungkinkan banyak parpol yang menyatakan sebagai partai oposisi. Ini meneguhkan label bahwa Indonesia sebagai negara setengah demokrasi. Pertikaian antar tokoh politik tambah nenajam.
Selama 10 tahun ke depan (2018-2028) setelah merasakan apa yang dikerjakan para tokoh politik yang dipilih, rakyat bakal menentukan sikap. Sepanjang tangan penguasa bermanfaat pasti selamat, ketika terjadi sebaliknya
rezim itu bakal rontok.
Penulis : Bambang Wahyu Widayadi