Petir-MU Lembut Namun Ganas

1677

WONOSARI, Jumat Kliwon – Petir (kilat) terabadikan di dalam sebuah nyanyian berpola pantun. Masyarakat Maluku, terutama muda-mudi, suka mendendangkannya, karena lagu tersebut terbilang manis dan keren.

“Waktu hujan sore-sore,
kilat sambar pohon kenari.
E jajaro deng monggare,

mari dansa dan menari,” demikian sepucuk tembang berpola pantun yang terkenal itu.

Ada yang lebih lembut, bertajuk Petir-Petir, dirangkai dalam lagu jenis keroncong. Suasana hati berkisah soal asmara.

“Meskipun hujan, petir-petir berbunyi, tidak saya melupakan janji. Angin deras gemuruh di sana dan di sini, tidaklah urung saya datang kemari. Kekasihku di manakah kamu, tegalah sungguh kamu meninggalkan aku,” demikian Mus Mulyadi melantunkannya dengan suara khas.

Petir, adalah bagian dari irama bumi dan langit. Sangat lembut di dalam nyanyian, sementara begitu ganas tatkala bergerak di alam bebas.

Pohon jati luluh lantak oleh sambaran petir

Apa pun yang dihampiri, dipastikan luluh lantak. Pohon jati lingkar 1 meter, milik Widiyanto warga Dusun Nglebak Rt. 01 Rw 03, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, dikuliti habis tak tersisa, saat hujan 27/2/19 jam 15.00 WIB.

Keajaiban pun diperlihatkan, daun serta pohon lain, yang berdekatan, tidak ada yang terimbas. Kata para pinisepuh, itulah kekuasaan maha dahsyat, supaya orang-orang yang berfikir makin tebal ketaqwaannya.

Penulis: Bambang Wahyu Widayadi
Video    : Slamet



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.