PLAYEN-KAMIS PAHING | Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional Stasiun Klimatologi, Dan Geofisika kelas IV Sleman yang dilaksanakan di Padukuhan Sawahan ll, Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, resmi ditutup oleh Kepala BMKG Pusat, Prof Ir Dwikorita Karnawati M.Sc. Ph.D, pada Rabu (05/05/2021) siang.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Kepala BMKG Staklim Sleman Reni Kraningtyas, BMKG Pusat Prof Ir Dwikorita Karnawati M.Sc, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Bambang Wisnu Broto, Penewu Playen Styawan, Jajaran Polsek Playen, Danramil, Lurah Kalurahan Bleberan dan warga sekitar.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Prof Ir Dwikorita Karnawati M.Sc, mengatakan bahwa, BMKG bertugas memberikan informasi peringatan dini iklim ekstrim kepada masyarakat serta mendiseminasikannya ke instansi terkait, khususnya Dinas Pertanian.
“Kegiatan SLI memang secara bertahap di setiap wilayah dan di Kabupaten Gunungkidul sendiri telah berjalan di empat Kapanewon yang tersebar di beberapa Kalurahan, hal ini sebagai bentuk pendekatan literasi iklim guna mengurangi resiko iklim ekstrim,” katanya.
Literasi tersebut berupa pelatihan dalam bentuk konsep dan praktek/simulasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keaksaraan petani tentang isi informasi iklim dan pemanfaatannya di bidang pertanian.
Dengan ini, SLI telah menutup untuk kegiatan pendampingan terhadap petani di Gunungkidul, namun, dengan menutupnya kegiatan di lapangan, SLI tetap akan mendampingi maupun konsultasi melalui FGD, dimana FGD adalah Fokus Grup Diskusi yang akan didamping melalui grup Whatsapp dan zoom metting.
“Pendampingan SLI akan dilanjutkan pada tahun berikutnya,” tambahnya.
Disinggung mengenai pendampingan terhadap Nelayan atau SLCN, Dwi Korita menyebut, pihaknya akan berlanjut untuk pendampingan ke Sekolah Lapang Cuaca Nelayan, sehingga dapat membekali para nelayan untuk pengetahuan tentang cuaca dan iklim agar para nelayan bisa mengetahui kapan dapat berlaut dengan selamat, atau kapan harus menunda berlayar dan di lokasi mana dapat menangkap ikan secara mudah.
Pendampingan SLCN pun akan dilaksanakan mulai bulan Juli dan Agustus untuk di wilayah Kabupaten Gunungkidul juga Bantul, namun untuk tempatnya pihaknya akan menyesuaikan dimana para nelayan- nelayan yang mungkin belum mengetahui terkait dengan informasi cuaca kapan berlayar dan kapan nelayan harus menangkap ikan dengan baik.
“Jadi tidak harus mencari-cari dimana ikan dapat ditangkap, sehingga nelayan pun dapat langsung menuju ke titik ikan berkumpul,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan bahwa, adanya pendampingan Sekolah Lapang Iklim Operasional, pada tanaman kedelai dibandingkan tahun lalu, panen kedelai di wilayah Padukuhan Sawahan ll, Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen, tahun ini meningkat hingga 9% yakni 1500 kg.
“Harga pun juga lebih baik di tahun ini, yang dulu dari harga Rp 7.000 perkilo gramnya, namun tahun ini telah mencapai Rp 9.500 per kilogramnya. Hal ini dipengaruhi lantaran kedelai susah didapatkan dan kwalitasnya pun lebih bagus,” katanya. (Heri)