YOGYAKARTA, Senin Legi–Dinas Pariwisata DIY, dalam forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahun 2018 mengusulkan, biaya pengembangan wisata sebesar Rp 34 milyar. Biaya tersebut dikonsentrasikan untuk mengurangi ketimpangan wilayah kategori miskin.
Mengutip dokumen perencanaan, tiga tahun terakhir 2016, 2017, dan 2018, program usulan yang diajukan, baik volume maupun pembiayaan berbeda-beda.
Tahun 2016, Dinas Pariwisata DIY memprioritaskan 6 (enam) kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp 23.735.743.828,00.
Tahun 2017, total biaya Rp 28.295.001.500,00 untuk membiayai 7 (tujuh) kegiatan.
Sementara tahun 2018, demikian bunyi dokumen tersebut, 7 (tujuh) prioritas kegiatan, dicadangi dana sebesar Rp 34.000.000.000,00.
Biaya sebesar itu dipergunakan untuk pengembangan wisata yang secara khusus memperkecil ketimpangan wilayah. Program ditata untuk mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata serta aksesibilitas.
Secara eksplisit (kongkret) disebutkan, pembangunan sapras diarahkan ke: Gunung Gentong, Gedangsari; Nlanggeran, Patuk; Suroloyo, Mangunan; dan Rumah Dome Lava Bantal, Prambanan Brebah, Sleman.
“Tidak ketinggalan termasuk peningkatan SDM daerah tujuan wisata Kulon Progo, Gunungkidul dan Bantul,” tulis dokumen tersebut.
Tahun 2018, Dinas Pariwisata DIY melihat, terkait penanganan pariwisata masih terdapat kemiskinan ketimpangan pendapatan. Itulah pemikiran dasar yang menjadi alasan, bahwa pengembangan sapras guna meningkatkan daya tarik destinasi wisata, patut didahulukan. Redaksi