WONOSARI, Selasa Legi – Eko Rustanto, SE, juru bicara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gunungkidul menilai, Pemerintah Daerah dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih konvensional.
Terobosan kreatif perlu dilakukan, demi akselerasi (percepatan) pembangunan di segala bidang.
Hal di atas merupakan tanggapan atas nota pengantar Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pertanggungawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2016, di ruang rapat paripurna DPRD Gunungkidul, 24/7/2017.
Banggar berharap, Pemda kreatif mencari celah. Untuk membangun infrastruktur tidak cukup mengandalkan pendapatan asli daerah (PAD).
Dalam membiayai pembangunan, Pemda harus berani bekerjasama dengan pihak ketiga, dalam hal ini bank, atau mencari dana ke propinsi dan pusat.
“Tidak hanya dapat duit dari PAD kemudian dibelanjakan, sisanya nol rupiah, tetapi progres pemangunan infrastruktur terkesan tidak bergerak. Ini ortodok,” kritik Eko.
Menyingung belanja daerah yang direncanakan Rp 1.722.103.801.192,72 terealisasi Rp 1.651.553.580.385,95 Eko meminta Fraksi dan Komisi melakukan pencermatan.
“Serapan belanja yang berada di angka 95,90% itu ada kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan atau karena memang ada efisensi,” kata Eko.
Rapat paripurna yang dipimpin Drs. H. Supriyadi dihadiri 29 anggota dewan, akan dilanjutkan dalam rapat fraksi dan komisi di awal bulan Agustus mendatang. Agung Sedayu