Bupati Sunaryanta Konsen Pariwisata, DPRD Ajukan Enam Kritik

1058

WONOSARI-SABTU LEGI | Ir. Asti Wijayanti, MA Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul melaporkan bahwa 9 program tahun 2020 yang dijabarkan dalam 16 kegiatan tercapai 95, 92%. Menurutnya, pariwisata di Gunungkidul merupakan sektor yang tumbuh cepat, tetapi DPRD untuk program 2021 triwulan pertama menulis 6 kritik dan saran.

Laporan tersebut bisa dilihat pada nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tahun 2020 kepada legislatif di halaman 21.

Rencana alokasi anggaran Dinas Pariwisata melaporkan, sebesar Rp 9.061.802.520,00 terealisasi sebesar Rp 8.691.914.116,88.

“Pariwisata merupakan salah satu sektor kategori tumbuh cepat sekaligus yang terdampak pandemi sangat signifikan,” tulis Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, 25-3-2021 silam.

Oleh sebab itu menurutnya diperlukan sinergi semua pemangku kepentingan dalam upaya pemulihan melalui penerapan adaptasi kebiasaan baru pada setiap destinasi wisata.

Ini, kata Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, untuk meyakinkan wisatawan Nusantara maupun mancanegara agar kunjungan dapat terdongkrak kembali.

Terhadap program pariwisata tahun 2021 DPRD Gunungkidul memberikan saran masukkan dan koreksi agar penyelenggaraan pengelolaan pariwisata semakin baik.

Dewsn menulis enam catatan menyangkut penyelenggaraan dan pengelolaan pariwisata, karena Bupati Sunaryanta sangat konsen terhadap pariwisata.

Pertama, potensi pendapatan pariwisata belum optimal. Perlu adanya kajian potensi penerimaan.

Kedua, ada peluang kenaikan jumlah wisatawan di masa pandemi Covid-19. Perlu ditegakkan protokol covid-19 lengkap dengan fasilitasnya.

Tiga, pengunjung banyak mengeluh terkait penarikan biaya yang berlebihan, DPRD menyebut parkir. Petugas lapangan perlu diawasi agar tidak melakukan pungutan melebihi ketentuan yang berlaku.

Keempat, masih ditemukan konflik pada beberapa destinasi wisata. Dispar harus melakukan mediasi dan koordinasi untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Kelima, fasilitas pariwisata sangat terbatas misalnya air bersih, akomodasi, gardu pandang dan lahan parkir. Solusinya sarana dan prasarana diperbaiki, jika memungkinkan pihak swasta dilibatkan.

Keenam, ada peluang untuk mengangkat destinasi wisata baru yang kurang populer. Dalam hal ini, menurut rekomen DPRD, promosi dari berbagai lini perlu dilakukan.

(Bambang Wahyu Widayadi)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.