Digerogoti TBC Akut, MC Kondang Nasibnya Terlunta-Lunta

1833

PONJONG, (Rabu Wage)– “Gusti kulo pun mboten kuat nanggung loro iki. Wong loro gur neng ngomah ra ono sing ngopeni. Eneng sing ngancani we bisu tuli ra dijak caturan. Podo wae opo2 opo dewe. Lingguh wae aku wis ora iso. Wis koyo lumpuh mergo loroku. Gusti Allah tulungono kulo.”

Itulah ungkapan kepedihan yang diungkapkan Johan Marbandi Leo Suhono 41, warga Padukuhan Kerjo II, Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong lewat akun facebook-nya Johanleo Babemu yang diunggah belum lama ini. Apa yang disampaikan Leo bukan isapan jempol, penyakit TBC akut membuatnya terpaksa berhenti dari dunia seni yang membesarkan namanya.

Penyakit tuberkulosis alias TBC memaksa Leo berhenti dari profesinya sebagai MC (Master of Ceremony) yang lumayan kondang untuk wilayah Ponjong bahkan hingga Wonogiri dan sekitarnya.

“Selain MC, Leo ini juga terkenal sebagai penyanyi campursari yang job-nya lumayan banyak. Dia sempat sukses dari profesi ini,” terang Danang, seniman IPG (Ikatan Perupa Gunungkidul), Selasa (23/01).

Tragisnya, Leo Marbandi terlunta-lunta saat TBC menggerogoti paru-parunya. Sejak bercerai dengan istrinya, Leo tinggal bersama Tina Aswanti 45, kakaknya yang menderita tuna wicara. Praktis harta benda hasil karyanya malang melintang sebagai pekerja seni ludes untuk berobat. Disisi lain banyak tetangga yang tidak berani menolong lantaran takut tertular TBC yang diidap Leo.

“Jadi dalam kondisi mengidap TBC seperti ini siapa sih yang berani mendekat ? Hanya satu dua orang yang berani menolong,” sambung Danang.

Apa yang diungkapkan Danang ini dibenarkan Sarju, Dukuh Kerjo II yang menyatakan kondisi Leo saat ini tinggal tulang berbalut kulit. Kalaupun ada yang berani mendekat untuk menolong, rata-rata harus menggunakan masker lantaran takut tertular bakteri TBC yang dapat menular lewat udara.

“Untuk pengobatan sudah dilakukan lama. Mulai dari Puskesmas hingga pernah dibawa berobat kakaknya di Semarang, Jawa Tengah sana,” katanya.

Lebih lanjut Sarju menjelaskan, Leo Marbandi mengidap TBC sejak beberapa lama dan dalam setahun terakhir kondisi fisiknya terus menurun. Selain menjadi MC, dahulu Leo Marbandi berprofesi sebagai guru SMK Swasta di wilayah Karangmojo.

Leo adalah bungsu dari 7 bersaudara. Kakak-kakaknya kebanyakan tinggal diluar kota dan disanalah pengobatan dilakukan. Di Semarang, konon penyakit Leo ini sempat hampir sembuh total. Namun lantaran merasa sudah sehat, Leo lantas memaksa pulang ke Ponjong. Sampai di rumah, kondisi kesehatan MC terkenal ini tak kunjung membaik hingga akhirnya drop dan harus dilarikan ke RSUD Wonosari.

“Untuk membawa ke RSUD tadi saya sampai pontang panting mencari kendaraan yang bersedia mengantar. Akhirnya ada ambulance parpol yang kemudian bersedia memberi pertolongan,” tambahnya.

Masalah di RSUD Wonosari juga menimbulkan dilema bagi Dukuh Kerjo, sebab tidak ada seorang pun warga yang berani menunggui Leo Marbandi saat menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut. Walaupun segala biaya ditanggung BPJS, namun untuk keluarga yang menunggui tidak ada. Kondisi Tina Aswanti yang tuna wicara tidak memungkinkan untuk menjalin komunikasi dengan perawat maupun dokter.

“Jika ada yang berani mengambil resiko menunggui Leo di rumah sakit, tentu dengan bayaran yang mahal. Dan faktanya belum ada pihak yang bersedia melakukan pekerjaan itu,” lanjut Sarju.

Sarju berharap ada relawan yang bersedia membantu berjaga di bangsal Mawar RSUD Wonosari, tempat Leo Marbandi menjalani perawatan medis untuk menyembuhkan penyakitnya. Red




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.