Imaji Berharap Bupati Baru Mampu Tangani Persoalan Bunuh Diri

864

WONOSARI-MINGGU KLIWON | Awal 2021 ini, kasus baru bunuh diri masih mewarnai di Kabupaten Gunungkidul. Harapan pada bupati yang baru pun digulirkan untuk mengurai persoalan tersebut.

Relawan Inti Mata Jiwa (IMAJI), Wage Daksinarga mengharapkan ada perhatian khusus yang diberikan terhadap kasus bunuh diri. Sebab permasalahannya sudah sangat melebar. Bisa dibilang persoalan bunuh diri ini sudah sangat dekat sekali dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Tak hanya melebar, persoalan tersebut juga sangat berlapis-lapis. Salah satunya stigma yang tak lepas dari pelaku dan penyintas bunuh diri, bahkan anggapan negatif terhadap kesehatan mental,” kata Wage, Minggu (28/02/2021) siang.

Wage pun berharap bupati yang baru bisa mendorong masyarakat mampu mengedepankan kesehatan mental. Sebab akar dari kasus bunuh diri adalah faktor tersebut.

“Apalagi kesehatan mental bentuknya bermacam-macam,” jelasnya.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul Drajad Ruswandono mengatakan bahwa, ia akan memberikan masukan pada bupati baru. Pasalnya, persoalan bunuh diri seakan jadi citra yang tak lepas dari kabupaten ini. Adapun nantinya masukan akan diberikan untuk penanganan. Salah satunya terkait evaluasi dari kinerja Satuan Tugas (Satgas) Berani Hidup Gunungkidul.

“Bisa jadi ada perubahan nomenklatur, itu akan kami upayakan,” kata Drajad.

Ia mengakui kinerja Satgas Berani Hidup Gunungkidul tidak optimal dan terkesan mandek. Alasannya saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tengah berfokus pada penanganan COVID-19.

Drajad mengklaim kasus bunuh diri di Gunungkidul menunjukkan tren penurunan sejak 2017. Pun demikian, kasus baru bunuh diri masih terus dilaporkan hingga awal 2021 ini.

“Saya jujur kaget karena di awal tahun ini ternyata masih ada kasus baru,” tuturnya.

Merujuk pada data dari Polres Gunungkidul, sepanjang Januari hingga pertengahan Februari 2021 tercatat ada 6 kasus bunuh diri. Seluruhnya merupakan perempuan.

Kasubbag Humas Polres Gunungkidul Iptu Suryanto mengatakan bahwa, 5 di antaranya merupakan lanjut usia (lansia), berumur antara 71 hingga 80 tahun. Hanya satu kasus yang umurnya 40 tahun.

“Semuanya dilakukan dengan cara gantung diri,” katanya.

Menurut wilayahnya, Suryanto menyebut 6 kasus ini terjadi Kapanewon Saptosari, Purwosari, Tepus, Semin, Gedangsari, dan Tanjungsari. (Heri)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.