Juru Kunci Meninggal, Cupu Kyai Panjala Tidak dapat Dipindahkan

1473

GUNUNGKIDUL (SENIN PAHING) “Nek wani ojo wedi-wedi, Nek wedi ojo wani-wani” demikian pesan yang disampaikan oleh salah satu trah Cupu Kyai Panjala terhadap juru kunci generasi ke-6 yang baru saja ditunjuk untuk menggantikan Alm. Dwijo Sumarto, Minggu (19/05).

Hal itu disampaikan Wiryo Utomo dalam rapat trah Kyai Panjala baru baru ini. Pesan moral yang disampaikan Mbah Wiryo Utomo begitu panggilan akrabnya, cukup pendek namun mengandung arti luas bahkan mendasar.

“Nek wani ojo wedi-wedi” (jika berani jangan takut-takut:RED) yang mengandung makna kemantapan serta keteguhan hati.

Pesan moral yang mengajarkan kepada kita bahwa setiap langkah perbuatan yang kita lakukan, mestinya dijalankan dengan keteguhan hati, siap dalam menghadapi halangan, rintangan, bahkan resiko yang bisa saja terjadi.

Sementara “Nek wedi ojo wani-wani” (Jika takut jangan berani-berani:RED) siapapun yang tidak memiliki keteguhan hati, ragu, bahkan sedikit rasa takut lebih baik jangan coba-coba.

Selain itu, rapat trah Cupu Kyai Panjala memutuskan untuk tidak memindahkan benda pusaka Kyai Panjala dari kediaman Alm. Dwijo Sumarto di Mendak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul.

“Untuk tempat cupu di Colo Rejo saja. Jika Simbah Cupu mau dipindah nanti pasti ada petunjuk setelah 1000 harinya Mbah Dwijo Sumarto,” ungkap Wiryo Utomo dalam rapat trah Cupu Kyai Panjala, Minggu (19/05).

Dalam kesempatan tersebut disimpulkan bahwa perwakilan trah dan Lurah Girisekar memutuskan Tanggal 19 Mei 2024 Minggu Legi pukul 15:20 WIB disimpulkan juru kunci adalan Medi Suminarno, Blimbing, Girisekar, Panggang.

Sementara pendamping juru kunci dipercayakan Mudi Utomo, Supat Tepas Mendak Girisekar. (Mar/BM)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.