Di Indonesia yang bisa menurunkan presiden sewaktu-waktu hanya MPR. Ini pernyataan Presiden Soeharto sekitar tahun 1980-an, saat digoda oleh kelompok yang menyebut dirinya Petisi-50.
Kala itu Soeharto tidak menyadari bahwa massa aksi (rakyat) seperti ditulis Bung Karno, adalah memiliki kekuatan dahsyat.
Soeharto salah sangka. Fakta sejarah menunjukkan juga membuktikan tahun pada 1998 yang menurunkan dia dari istana bukan MPR tetapi rakyat.
Kursi istana memang membuat siapa pun yang mendudukinya menjadi ketagihan. Kecanduan kekuasaan itu mirip orang minum alkohol, semakin banyak menenggak semakin kepayang tidak mau berhenti.
Soekarno mengangkat dirinya menjadi Presiden seumur hidup karena merasa bahwa kekuasaan itu nikmat.
Presiden Soeharto bertahan selama 32 tahun pun sebenarnya mau lebih dari itu.
Presiden Ke-7 Joko Widodo oleh para kolega didorong memasuki lorong tiga periode itu karena dilatarbelakangi indahnya keserakahan.
Belakangan menyusul sebagian Lurah. Diberi kesempatan berkuasa 3 periode (18) tahun tidak puas, akhir Januari 2023 minta 27 tahun.
(Bambang Wahyu)