Melawan Corona Dengan Ramuan Tradisional

1961

WONOSARI – MINGGU KLIWON | Para pasien yang dinyatakan positif corona tidak cukup mengenakan alat pelindung diri (APD) saja. Mereka harus minum obat. Tetapi Masyarakat dunia terburu menyatakan, virus corona belum ditemukan obatnya.

Sementara itu, Laksono Warga Sleman menemukan obat berupa Ramuan  Jawa yang diproses secara manual, bukan diolah dengan mesin.

Minum satu botol kapasitas 3 gelas kecil, dalam tempo 36 jam pasien positif berubah menjadi negatif.

INFO HARI INI-MBAH GIYAH TAK MEMILIK RUMAH, HIDUP DI KEBUN MILIK ORANG LAIN

Ada testimoni, bahwa salah satu anggota komunitas motor gede,  Andi Finky, asal Kota Bengawan menulis efek ramuan jawa itu kepada penemunya.

Tokoh Gunungkidul ditawari ramuan tersebut secara gratis, guna mengobati pasien positif, berapa pun jumlahnya, namun responya relatif rendah. Bahkan seorang tokoh terkemuka menayakan ada dan tidaknya ijin dari Departemen Kesehatan

“Ramuan itu saya buat berbarengan dengan munculnya pandemi corona. Soal ijin tentu saja tidak ada,” ujar si Penemu.

Dia balik bertanya, jamu gendong itu ada ijin tidak. Dia yakin meyatakan, tidak ada.

“Saya berniat membantu warga Gunungkidul, terlebih sebentar lagi kerabat yang datang dari zona merah akan banyak berdatangan,” ujarnya.

Dia mejelaskan jamu yang ditemukan itu juga bermafaat untuk keperluan pencegahan, bukan hanya pengobatan.

Dia mengutip saran para doter yang merawat pasien corona. Penderita diminta rutin minum vittamin C dan E, makan telur 1-2 butir, Istirahat, tidur cukup 7-8 jam, minum air putih hangat 2 liter tiap hari, dan berjemur.

“Selama pandemi corona, saya tidak  perjualbelikan ramuan itu. Kepada persorangan yang menbutuhkan, saya sediakan gratis,” kata dia. (Bambang Wahyu Widayadi)

INFO HARI INI-‘PAGEBLUK’ BEGINI KONDISI MASYARAKAT ZONA UTARA & SELATAN GUNUNGKIDUL




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.