GUNUNGKIDUL – Rabu Kliwon | Setidaknya terlihat dua gerakan yang berbeda di antara tokoh yang berkeinginan duduk di kursi Gunungkidul 1. Satu pergerakan ke bawah menjajagi keinginan calon pemilih, dua, gerakan ke atas ke level struktural partai politik untuk memperoleh tiket.
Satu-satunya tokoh yang mulai banyak disebut oleh sebagian besar masyarakat Gunungkidul adalah Mayor Sunaryanta, tokoh asal Kwarasan Wetan, Kedungkeris, Kecamatan Nglipar.
Sejak masih berpangkat Kapten, anggota TNI yang berdinas di Kementerian Pertahanan ini mulai bersinggungan dengan banyak komunitas dalam koridor silaturahmi. Meski demikian, Mayor Sunaryanta tidak pernah mengatakan, bahwa dirinya ingin menjago bupati.
Belakangan, menyusul Kolonel Tugiman, putra Kedungpoh, se kecamatan dengan Mayor Sunaryanta. Tentara yang ahli hukum tatanegara, setelah menyelesaikan desertasinya di Universitas Padjadjaran Bandung ini mulai menguak langit politik Gunungkidul.
Dr. Tugiman, SH, M.Si. yang saat ini (2019) berusia 56 tahun lebih 6 bulan, lebih fokus bergerak dalam koridor memecahkan problem yang dihadapi warga Gunungkidul. Pemikiran akademiknya dia coba aplikasikan, sesuai konteks Gunungkidul. Dr. Tugiman pun enggan disebut bahwa ingin menjadi bupati.