NGLIPAR, MINGGU KLIWON – Orkestra Kidung Etnosia (OKE), tampil perdana, Sabtu malam, 28/1/2017 silam, di Gedung Serba Guna (GSB), Siyono Harjo, Desa Logandeng, Kecamatan Playen. Pentas kedua, secara out door di Padukuhan Kwarasan, Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar, Sabtu malam, 1/9/2018.
“Sangat disayangkan jika kelompok musik seperti ini tidak diperkenalkan ke warga Gunungkidul,” ujar Mayor Sunaryanta selaku pembina sekaligus pendana kelompok OKE (1/9).
Mayor Sunaryanta menuturkan, gelar OKE malam itu masuk dalam kategori mini, karena pemain dan penyanyi hanya 18 orang.
“Kami sedang menggarap pagelaran menengah (40) orang dan pagelaran besar (70) personil,” papar Mayor Sunryanta.
Pimpinan OKE, Agustinus Bambang Prasetya, alias Bambang Piol menambahi, cikal bakal kelompok musik lahir tahun 2008 dengan nama Kidung (Tembang).
“Perkembangan selanjutnya, kami mulai menyentuh genre musik etnis. Oleh sebab itu ditambah nama Etnosia, yang artinya Etnis Indonesia,” jelas Bambang Piol.
Malam itu, OKE menampilkan 4 penyanyi . Tia Sulistya, Wikan, Andy Hantoro, serta Wedi. Mereka menghibur 750 undangan silaturahmi, yang berasal dari 18 kecamatan di Gunugkidul.
Sebagian tamu menilai, OKE memiliki kreatifitas sangat memadai. Meski menggunakan instrumen elektris, khas akustiknya sangat dominan.
“Sampak nada pelog dikendalikan Candra selaku pemain Cello, mengambil alih peran kendang dalam gamelan. Bass, diawaki Pipit, sangat pas menggantikan gong,” ujar penonton. (Bewe/ig)