WONOSARI-RABU LEGI | Tidak ketinggalan, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho pun turut berkomentar, meski tidak begitu teknis dan rinci, hanya secara umum dan sekilas.
Ketua DPD Golkar Gunungkidul selaku pengusung Bupati Sunaryanta bersama PKB ini menyatakan bahwa melorotnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB tahun 2021 selain dipengaruhi oleh sejumlah variabel, juga karena intensitas support kepada kelompok tani di 144 Desa dan 1.431 Padukuhan tidak merata.
“Setahu saya, Wakil Bupati terus berupaya mendorong pemberdayaan petani, misalnya dengan memberi bantuan benih jagung, kedelai, pemberian alsintan, pendampingan PPL. Tahun 2022 ada bantuan benih jagung dan atau kedelai sebagaimana disampaikan Dirjen ketika hadir di Gunungkidul,” ujar politisi Golkar 12-10-2022.
Dia sependapat dengan Ketua BPS Gunungkidul bahwa turunnya angka PDRB sektor pertanian tahun 2021 salah satunya adalah karena berkurangnya lahan pertanian serta pergeseran musim cocok tanam.
Dalam menyiasati susutnya lahan pertanian karena terjadi alih fungsi, menurut Heri Nugroho, Pemerintahan Sunaryanta melakukan pengalihan usaha unggulan ke budidaya bawang merah.
“Hal itu dilakukan di Desa Sidorejo, Kapanewon Ponjong. Tanah di sekitar rumah dijadikan lahan bawang merah, meski belum merata dilakukan di 144 Desa,” demikian dia menunjuk sampel.
Pemerintah Gunungkidul faktanya demikian agresif melakukan berbagai terobosan. Anehnya PDRB sektor pertanian tidak semakin moncer.
Patut diduga, dalam hal ini ada yang tidak beres, ada yang salah, atau ada yang tidak pas. Ikuti pemikiran Sekretaris Dinas Kominfo, Aris Suryanto.
Yang pasti, meski sumbangan sektor pertanian pada tahun 2021 23,39%, menurut Slamet, S.Pd. MM, yang dulu separtai dengan Heri Nugroho dan kini nongkrong di Partai Gerindra, angka sektor pertanian masih ada di peringkat paling atas.
(Bambang Wahyu)