WONOSARI – Selasa Pon | Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul tahun 2020 ditandai pulangnya burung bangau terbang tinggi, yang ujungnya kembali ke pelimbahan juga.
Tidak sedikit warga Gunungkidul yang merantau ke luar daerah dengan motif serta tujuan yang berbeda-beda. Para perantau yang sukses di negeri orang, mulai sadar, kemudian mengingat (rindu) kampung halaman, tempat mereka dilahirkan.
Kembali ke Gunungkidul dalam momentum pikada, mereka berharap diakui oleh kerabat, sanak saudara juga handai taulan untuk memimpin bumi Handayani dalam posisi pucuk pimpinan baik sebagai bupati maupun wakil bupati.
Sederet nama seperti Mayor Sunaryanta, Doktor Kolonel Tugiman, Profesor Sutrisno Wibowo, Heri Susanto, Martanti, hendak pulang kampung denganĀ niat yang kurang lebih sama.
Ini sangat berbeda dengan Pemilukada tahun 2015. Kala itu, hanya terlihat satu orang yaitu Benyamin Sudarmadi tokoh IKG. Tahun 2020 keadaannya benar-benar amazing alias luar biasa.
Rombongan bangau atau tokoh yang berasal dari Gunungkidul itu, siapa yang paling diterima masyarakat akan ditentukan pada hari Rabu Pahing tanggal 23 September tahun 2020.
Selebihnya mereka akan berkompetisi dengan sejumlah tokoh yang jinak bertahan di Gunungkidul seperti Budi Oetomo Prasetyo, Anton Supriyadi, Suparno, Bahron Rasyid, dan Suroto.
Sekarang mereka sedang berposes sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Masyarakat Gunungkidul harap-harap cemas, menunggu keseriusan mereka.
Pertanyaan yang paling mendasar adalah siapa di antara mereka yang paling berani melakukan penolakan terhadap politik uang. Hal ini dianggap sebagai perubahan awal terhadap kebiasaan buruk di dalam pemilihan kepala daerah. (Bambang Wahyu Widayadi)