Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul mengurusi ternak besar (sapi) ternak kecil (kambing/domba) dan unggas (ayam).
Data jumlah ketiga jenis ternak tersebut, tahun 2023 belum ada pembaharuan. Sementara itu Bupati Sunaryanta dalam program 2021-2026, pembangunan peternakan menjadi salah satu prioritas utama.
Pada masa kekuasaan Bupati Badingah, Gunungkidul telah dijuluki sebagai gudang ternak DIY.
Pasar hewan terbesar berdasarkan fakta berada di Logandeng, Kapanewon Playen dan di Munggi, Kapanewon Semanu.
Satu lagi ada di Putat, Kapanewon Patuk, diresmikan Bupati Badingah bulan Desember 2012, tetapi tidak terurus dengan baik. Pasar hewan tersebut mati suri hingga 2023.
Melacak kebijakan Bupati Badingah, tahun 2017-2018 Dinas Peternakan justru dihapus kemudian digabung ke Dinas Pertanian dan Pangan dengan alasan pengiritan anggaran.
Sejumlah pengamat menyatakan, penghapusan itu bertentangan dengan predikat Gunungkidul sebagai gudang ternak DIY.
Setelah Bupati Sunaryanta pegang kendali kekuasaan, peternakan dipisah dijadikan dinas tersendiri. Wibawanti Wulandari, alumni Stiper Yogyakarta yang membidangi peternakan diserahi untuk mengendalikannya.
Seberapa besar kemajuan peternakan Gunungkidul di bawah kekuasaan Sunaryanta terkait dengan predikat Gunungkidul sebagai gudang ternak, Aris Suryanto Sekretaris Dinas Kominfo selaku humas Pemda menyatakan belum ada update.
Termasuk jumlah pasar ternak kecil, kambing dan domba. Wibawanti, SP selaku Kadis Peternakan belum bersedia membuka data, padahal hampir seluruh Kapanewon ada pasar ternak kecil dan unggas
Dia menyatakan, untuk infrastruktur ternak merupakan kewenangan Diserindag. Kalau populasi, kata Wibawanti, 13-1-23, memang menjadi ranah urusan kami.
Slamet, SPD MM menyebut, pasar kambing yang dulu mepet Kapanewon Nglipar, saat ini bergeser di dekat SMP Muhammadiyah.
Darmawan warga Ngalang, Gedangsari menginformasikan, pasar kambing di Ngalang masih aktif, namun hanya nempel di pasar tradisional.
Berbeda dengan pasar kambing di desa Playen, Kapanewon Playen. Sangat representatif, terpisah dari pasar tradisional, ujar Sukarman warga setempat.
Berikutnya, Pasar kambing desa Karangasem, Kapanewon Paliyan terpisah dengan Pasar rakyat di Trowono. Bahkan di sana menurut keterangan Patwara Wibawa ada dua, yang satu skala kecil lokasinya di tepi jalan ke arah Pantai Ngrenehan.
Bekti Wibowo Suptinarso menyambung informasi, Kapanewon Rongkop punya dua: pasar Pakel dan pasar Baran, tetapi keduanya saat ini mangkrak.
Yang masih aktif malah yang di Kapanewon Girisubo, di Desa Ngrancah, kata Bekti Wibowo Suptinarso.
Para tokoh di atas berharap, untuk mengembangkan ternak besar, ternak kecil dan unggas Dinas Peternakan perlu memiliki data jumlah ternak secara berkala. Setidaknya 6 bulan sekali perlu dilakukan pembaharuan data.
Dikutip dari Dinas Dukcapil, jumlah KK yang bekerja sebagai petani dan buruh tani adalah 110.969. Mereka belum tentu memiliki ternak. Fakta lain menunjukkan, Suharto satu contoh, memelihara sapi setelah purna tugas sebagai ASN dan Bupati.
Jumlah peternak GunungkIdul asumsi sementara menyebar di 10 jenis pekerjaan Kepala Keluarga, tidak memusat pada Petani dan Buruh Tani. Itu sebabnya untuk mengetahui populasi ternak besar ternak kecil dan unggas perlu pendataan setiap satu semester sekali.
Dengan begitu program pembangunan peternakan yang dirancang Bupati Sunaryanta bisa dilakukan secara intensif dan tertata.
(Bambang Wahyu)