WONOSARI-RABU PAHING | Sebelum Dinas Pariwisata dan Dinas Kundha Kabudayan dipecah menjadi dua OPD telah didaftar lima destinasi terkait dengan sejarah yakni: Monumen AURI, Monumen Gelaran, Monumen Tugu, Monumen Perjuangan, dan Monumen Petilasan Jendral Sudirman.
Tetapi potensi wisata sejarah itu hanya berhenti pada pencatatan, tidak ada promosi agar para pelajar tingkat SD, SMP dan SMA atau juga wisatawan umum tertarik untuk mengunjunginya.
Padahal seberapa pun kecil, monumen yang didata itu memiliki andil dalam perjuangan merebut maupun mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Upaya apa yang seharusnya Dinas Pariwisata dan Dinas Khunda Kabudayan lakukan sehingga pelajar tingkat SMA serta pelancong umum tertarik pada wisata sejarah, kedua OPD itu malah saling buang.
Mohamad Arif Aldian selaku Kadinas Pariwisata menyatakan, pemasaran monumen sejarah tidak menjadi kewenangannya.
“Kalau ini (destinasi monumen sejarah) kewenangan pemasaran di Dinas Kundha Kabudayan karena erat dengan pelestarian cagar budaya,” ujar Kadinas Pariwisata, 26-1-2022.
Diteruskan ke Chairul Agus Mantoro selaku Kadinas Kundha Kabudayan, jawabannya berbeda, meski pada awal penjelasannya diterangkan bahwa Kundha Kabudayan melaksanakan lomba penulisan destinasi sejarah, termasuk membuat vlog.
Tentang perawatan monumen sejarah dan pemasaran agar dikenal publik, menurut Agus Mantoro ada di tangan Dinas Sosial.
“Coba cek di Dinas Sosial saja,” ujar Agus Mantoro berkelit.
Meminta konfirmasi ke Ir. Wijayanti, MA. selaku Kadinas Sosial, tidak ada respon apapun.
Anggota DPRD Gunungkidul Ery Agustin tidak ambil pusing dengan kedua dinas yang sebenarnya memiliki tanggung jawab soal pemasaran monumen sejarah tetapi malah saling cuci tangan.
“Saya berfikir sederhana, narasi pemasaran monumen sejarah perlu dimasukkan ke dalam kurikulum muatan lokal di setiap jenjang sekolah,” tegasnya.
Melengkapi pernyataan Ery Agustin Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Heri Nugroho bilang, sepengetahuannya, kegiatan promosi destinasi sejarah telah ada kerjasama dengan Dinas Pendidikan. (Bambang Wahyu)