KARANGMOJO Rabu Pahing– Beberapa bulan silam, cabe merah kriting sempat menggegerkan pasar tradisional di negeri ini. Mentri Pertanian Amran Sulaiman sempat kebakaran jenggot gara-gara harga cabai menyundul ke angka Rp 250 ribu per kg. Si pedas merah sempat normal, tetapi jelang lebaran 2017 harga kembali merangkak naik.
Berangkat dari fenomena di atas, Sujito, warga Padukuhan Slametan, Desa Kelor, Kecamatan Karangmojo menangkap, bahwa dengan bertani cabe merah orang bisa menangguk rupiah dengan mudah.
“Tahun ini saya menanam 2.000 batang cabe merah. Dalam tempo sekitar 4 bulan cabe kriting bisa 15 kali panen,” jelas Soejito, 17/5/17.
Dari bertani cabe, demikian Sujito bilang, petani bisa beli Yamaha New Vixion. Tidak mengerankan, kerja keras Sujito membuat para tetangga termotivasi untuk mengikuti jejaknya.
Dia mengaku, modal yang dikeluarkan memang relatif besar, minimal Rp.6.000.000,00. Setiap kali masa petik, paling tidak menghasilkan 1 kuintal lebih.
“Hingga Mei 2017 total panen mencapai 1,3 ton, Jika dirupiahkan tidak kurang dari Rp.29.000.000,00,” tambahnya.
Cabe, menurutnya terbukti mengangkat perekonomian keluarga. Melihat kesuksesan itu, Agung Subagyo tergiur, dia pun mengikuti jejak Sujito.
Tak hanya Agung, Suratman, Kepala Desa Kelor pun kepencut, membudidayakan tanaman cabe karena dirasa sagat menjanjikan.
“Tidak berpikir dua kali, saya bergabung dalam kelompok tani Padukuhan Slametan yang diprakarsai Mas Sujito,” ujar Kades Suratman. Hermanto