WONOSARI, Senin Pahing--Kenalakan remaja terutama kalangan pelajar membuat banyak pihak mengelus dada. Mulai dari aksi klithih hingga penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang sering menghiasi headline media massa. Wayang Cakruk yang digagas Dinas Sosial Pemda DIY ternyata efektif untuk pencegahan dini kenakalan remaja.
Ki Dalang Sumarno Purbocarito menggelar pertunjukan wayang cakruk dalam acara penutupan Parade Seni dan Pameran Produk Daerah di eks Terminal Baleharjo. Hanya dalam durasi 1 jam, wayang cakruk sukses memberikan pesan penyuluhan kepada khalayak terhadap ancaman degradasi moral, Minggu malam, (03/09).
“Aksi klithih, mabuk-mabukan dan penyalahgunaan narkoba harus ditanggulangi bersama. Orangtua, sekolah dan lingkungan pergaulan harus seiring sejalan menyelamatkan generasi muda kita,” ulasnya.
Dengan banyolan khas seorang dalang, Ki Sumarno membeberkan bahwa kunci sukses pendidikan seorang anak tak hanya dibebankan ke sekolah. Sebaik apapun sekolah dan lingkungan pergaulan, namun jika orangtua masa bodoh bahkan broken home hasilnya anak bisa salah arah. Dan itu harus seiring sejalan secara serasi.
“Anak pulang sekolah tidak tepat waktu, orangtua harus segera waspada. Jangan-jangan masuk pergaulan bebas, mabuk-mabukan dan terjerat narkoba. Mari kita perangi narkoba agar tak menyerang keluarga kita,” ajak Ki Dalang yang disambut tepuk tangan pengunjung.
Sementara itu Sapto Parjono, S.Pd, MM dari Dinsos Pemda DIY menyatakan ancaman narkoba memang harus diperangi semua pihak. Dinsos dengan berbagai cara menyampaikan pesan penanggulangan narkoba melalui berbagai media, salah satunya wayang cakruk.
“Minuman keras awal dari aksi klithih dan penyalahgunaan narkoba. Orangtua tak boleh masa bodoh, demikian juga masyarakat. Berikan bekal secukupnya saja agar anak tidak berpola hidup hedonis yang ujungnya merugikan,” tegasnya.
Wayang kulit, lanjut Sapto dipilih sebagai media ampuh untuk menyampaikan pesan pemerintah dalam penanggulangan kenakalan remaja. Red