GUNUNGKIDUL-SABTU LEGI | Sebagain besar warga Gunungkidul hidup tanpa aliran listrik pada beberapa hari terakhir. Hal tersebut disinyalir lantaran lambatnya kinerja PLN dalam melakukan perbaikan. Hal itu tentu semakin menunjukkan ketidaksiapan Badan Usaha Milik Negara dalam menghadapi musim penghujan, meski BMKG update terkait cuaca, Sabtu (20/01/2024).
Beberapa jaringan listrik PLN di wilayah Kabupaten Gunungkidul mengalami kerusakan dampak dari hujan deras disertai angin dengan durasi panjang.
Akibatnya, sejumlah wilayah mengalami pemadaman aliran listrik saat dilakukanya perbaikan oleh petugas PLN.
Namun demikian, waga merasa kecewa dengan pelayanan PLN lantaran dianggap tidak profesional dalam mengatasi masalah listrik.
Di Padukuhan Kedokploso, Pengkol, Nglipar misalnya, warga mengaku selama dua hari tiga malam hidup tanpa aliran listrik. Sementara listrik bagi warga setempat sangatlah penting.
Selain penerangan dan kebutuhan peralatan elektronik, tenaga listrik juga menjadi satu satunya sumber daya untuk mengoperasikan PamDus guna mencukupi kebutuhan air bersih.
“Selain gelap kami sangat kesulitan air bersih, PamDus nggak bisa beroperasi,” ungkap salah satu warga.
Hal serupa juga terjadi di Kalurahan Banyusoco Playen, warga mengaku sudah tiga hari tidak ada aliran listrik di wilayah tersebut.
“Selama tiga hari hanya menyala sekitar 3 jam kemudian mati sampai hari ini mas,” ujarnya.
Buruknya layanan PLN tersebut tentunya merugikan beberapa pihak antara lain para pelaku usaha yang menjadikan listrik sebagai sumber daya utama.
Sementara, dari sektor Pemerintahan juga berdampak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat via online yang selama ini digadang oleh Pemerintah dapat memberikan layanan prima bagi warga.
Sementara listrik saat ini bukan lagi sekedar digunakan untuk keperluan penerangan maupun sekedar menyalakan perabot rumah tangga. Namun listrik menjadi kebutuhan sektor ekonomi di era digitalisasi.
Meski masyarakat telah berusaha masuk dan mengikuti perkembangan dunia usaha digitalisasi, namun kesiapan penyedia sumber daya listrik masih kedodoran dalam mengikuti perkembangan digitalisasi, meski perubahan intern terlihat tetapi pelayanan masih stagnan.
Terlebih pemerintah saat ini, Hdj warga Kapanewon Nglipar berujar, telah mencanangkan Program Smart City atau Kota Cerdas, tentu energi tenaga listrik akan menjadi salah satu kebutuhan vital guna suksesnya program pemerintah tersebut.
“Mari kita mulai berbenah di semua lini, sehingga tidak memandang sepele kebiasan lama yang berdampak besar bagi masyarakat,” ujarnya.
A Yuliantoro