Bowo Sutrisno, Preman Tobat Jadi Pengusaha Sukses

3833

WONOSARI, Minggu Pon-Hampir seluruh perbuatan maksiat pernah dilakukannya. Semua pekerjaan kasar mulai dari kuli bangunan hingga sales motor pernah dijalaninya. Jatuh bangun, ditipu mitra bisnis miliaran rupiah juga pernah dirasakannya. Namun semua itu tak membuat Bowo Sutrisno 37, lantas menyerah dengan nasib.

Secara terbuka Bowo mengakui, jalan kelam yang dipilihnya dahulu saat muda menggemblengnya menjadi sosok yang ulet dan pantang menyerah menghadapi segala situasi.

“Dari sekian kemaksiatan yang  dilarang agama, hanya mencuri yang tak pernah saya lakukan. Selain itu semuanya sudah, dan Alhamdulillah sekarang sudah insaf dari dunia kelam itu,” kata Bowo mengawali ceritanya.

Hasil dari hijrahnya ke jalan yang benar, membuatnya menjelma sebagai sosok pengusaha muda nan sukses di Kabupaten Gunungkidul. Dava Phone Market dan Rahma Jaya Comtech di Jl Sumarwi menjadi bukti tangan dinginnya yang sukses mengelola bisnis ponsel, komputer dan berbagai pernak perniknya. Dava Phone dan Rahma Jaya menjadi nomor satu di Kota Wonosari untuk urusan gawai dan komputer. Bahkan baru-baru ini dia mendapatkan penghargaan Tax Gathering dari KPP Pratama Wonosari atas ketaatannya membayar pajak.

“Dulu tahun 2006 pertama kali mendirikan Dava Phone di depan Balai Desa Kedung Poh, Kecamatan Nglipar pada tahun 2006,” jelasnya.

Modal yang dikucurkan pun tidak banyak, hanya Rp 3.000.000,- hasil keuntungan makelar mobil/motor yang didapatnya. Suami dari Dyah Fitrianasari Rahmawati ini banting setir dan beralih menjadi pedagang pulsa yang keuntungannya tak lebih dari Rp 500,- setiapkali transaksi.

“Pendapat saya waktu itu, biarpun untungnya kecil namun bisnis pulsa memiliki prospek menjanjikan. Pasalnya setiap pemilik ponsel pasti butuh pulsa,” terangnya.

Berkat keuletan dan kejujuran dalam mengelola bisnis pulsa, Dava Phone berkembang pesat. Bowo melebarkan sayapnya dengan menyewa tempat disebelah selatan Toko Istana yang ada di Jl Sumarwi. Dia juga menambah dagangannya dengan memperjual belikan HP baru maupun bekas.

“Waktu itu HP dengan aplikasi TV dan kamera sedang marak. Nah saat itulah usaha saya mulai booming,” lanjutnya.

Diapun melebarkan sayapnya dengan mendirikan Dava Phone Market di sebelah selatan SMP BOPKRI, yang hanya berjarak ratusan meter sebelah utara kios yang disewanya. Dava Phone berkembang pesat, lantas didirikanlah Rahma Jaya Comtech untuk menjual produk komputer, neetbook, laptop hingga camera digital canggih.

“Alhamdulillah semuanya masih berjalan dan saya mampu mempekerjakan tak kurang dari 50 karyawan,” kata bapak 3 orang anak ini.

Tidak ada ceritanya sukses diraih tanpa suatu hambatan dan rintangan. Demikian pula dengan yang dialami Bowo. Pasang surut dalam dunia bisnis adalah hal biasa. Dia pernah ditipu mitra bisnis hingga membuatnya merugi hingga Rp 1,5 milyar. Pelakunya saat ini kabur dan tak diketahui rimbanya. Belum lagi persaingan bisnis pulsa dan HP saat ini kian menjamur dan ketat. Butuh kiat dan strategi pemasaran yang handal jika ingin bertahan. Dan semua itu dijalani Bowo Sutrisno dengan ikhlas, hasilnya saat ini Dava Phone Market dan Rahma Jaya Comtech memberikan omzet rata-rata Rp 1 milyar/bulan.

“Ketatnya persaingan membuat kita tak bisa seenaknya. Satu unit HP yang kita jual untungnya saat ini kian tipis. Sebab jika terlalu mahal pembeli pasti kabur ke toko lain. Maka butuh strategi jitu agar kita tetap nomor satu,” ulasnya.

Kunci tetap bertahan ditengah ketatnya persaingan usaha yang dipilih Bowo adalah menjaga kualitas produk, jujur terhadap konsumen dan pelayanan yang memuaskan.

Kisah sukses Bowo Sutrisno ini semoga menjadi inspirasi kawula muda di Gunungkidul agar menjadi suri tauladan yang baik dalam mencapai kesuksesan. Red




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.