WONOSARI, Rabu Wage -Kasus leptospirosis mewabah di wilayah Gunungkidul pada tahun 2017. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, selama tahun 2017 terdapat 63 kasus penyakit leptospirosis, yang akan menjadi perhatian khusus di tahun 2018.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Zoonesis Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Yudo Hendratmo mengatakan, 63 kasus leptospirosis tersebar di Gunungkidul sisi utara.
Berdasarkan jumlah itu, sambung Yudo, 11 orang meninggal diduga menderita leptospirosis. Dari 11 yang meninggal akibat leptospirosis, ternyata hasil yang dikeluarkan berdasarkan Kesadaran Dini Rumah Sakit (KDRS), hasil laboratorium yang dilakukan terhadap pasien hanya ada 6 orang.
Dari 6 orang telah didalami lagi dengan melakukan audit oleh tim ahli.
“Dari hasil pendalaman dapat menyimpulkan yang positif meninggal terkena Leptospirosis ada 3 orang,” jelasnya.
Sedangkan pasien yang meninggal lainnya belum diketahui penyebab kematiannya.
Diakui Yudo, bahwa kasus penyakit leptospirosis tahun 2017 meningkat dibanding tahun 2016 lalu. Namun pihak Pemkab Gunungkidul dan Dinas Kesehatan belum menyatakan kasus ini sebagai kejadian luar biasa.
Untuk mengantisipasi penyebaran bakteri Leptospirosis di tahun 2018, pihaknya dengan lebih serius untuk menerjunkan petugas ke lapangan.
“Kalau ada dugaan terkena penyakit yang disebabkan oleh air kencing tikus, kita langsung berkoordinasi kebawah,” pungkasnya.
Reporter: W. Joko Narendro_ig