Pemilihan Dimas Diajeng Eksklusif, Mustahil Jadi Duta Wisata

963

PONJONG, Minggu Kliwon – Bupati Hj. Badingah, S.Sos.  bertekad mengekplorasi Gunungkidul menjadi daerah tujuan wisata utama setelah Bali. Dinas Pariwisata menterjemahkan, bahwa tekad Bupati dibutuhkan agen pendukung. Langkahnya, Dispar Gunungkidul melakukan pemilihan Dimas Diajeng 2017. Jabaran Dispar terhadap ide Bupati, dinilai sejumlah tokoh tidak relevan.

Budi Utama, mantan Ketua DPRD Gunungkidul mengatakan, pemilihan Dimas Diajeng Gunungkidul yang digelar di GOR Siyonoharjo Sabtu malam (16/09) tidak banyak berpengaruh pada pemasaran pariwisata.

“Pulau Dewata menjadi daerah tujuan wisata utama, tidak karena menggelar acara lomba pemilihan wong bagus dan wong ayu,” komentar kader PDIP  (17/09).

Menurut mantan Ketua DPC PDIP Gunungkidul ini, hal yang jelas menjadi agen pendukung malah diabaikan tak disentuh sama sekali.

“Festival pranotocoro boso jawi, moco pat, dagelan atau lawak dan yang lain, mana itu disentuh,” ujar Budi Utama, angkat bahu.

Dia menyatakan sedih, danais yang seharusnya digunakan untuk nguri-uri kebudayaan diselewengkan untuk ajang acara konsumtif besar-besaran.

“Dispar hanya meniru agenda peradaban  barat, pemilihan ratu kecantikan. Ini eksklusif, membentuk kelas elit baru, dan tidak punya tujuan kongkret,” kritiknya.

Winarto, warga Siyono Wetan (pensiunan PNS) sepaham dengan Budi Utama, malah lebih keras dan sarkastik.

“Pemilihan Dimas Diajeng (DD) itu malah mbonceng booming priwisata,” timbrung Winarto.

Menurutnya terlalu bombas kalau DD diharap menjadi garda depan pemasaran pariwisata, apalagi duta wisata.

Soal pemasaran terlalu banyak untuk disebut, kata Winarto, telah dilakukan secara sukarela oleh pelaku dan pemerhati pariwisata.

Jadi, menurutnya, DD adalah bagian kecil dari pariwisata itu sendiri. Tidak bisa menjadi penghela gerbong besar bernama Gunungkidul Handayani. Bambang Wahyu Widayadi




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.