WONOSARI, Minggu Pahing-7/1/18, – Pohon jati yang tumbuh di lingkungan Balai Padukuhan Selang 1, Desa Selang, Kecamatan Wonosari, dianggap unik. Daun jati tersebut tidak lazim, karena bergerigi mirip daun kluwih. Warga setempat menganggap penanam pohon tersebut adalah salah satu dari wali sanga.
Masyarakat menyebutnya pohon jati luwih. Meski tidak ada yang bisa menjelaskan secara rinci, sebagian masyarakat Selang percaya, jati luwih ditanam pada jaman para wali. Hingga kini berdiri kokoh setinggi 15 – 20 meter, batang bergaris tengah 2,5 meter.
Unik, bunga jati luwih tidak berbuah seperti lazimanya, Di bawahnya tidak tumbuh (thukul) jati luwih muda, sebagaimana jati biasa.
Jati Luwih dipagar tembok 10 x 10 meter, batang dibalut kain putih. Lingkungan selalu bersih terawat, karena warga menganggap jati luwih sebagai pohon keramat.
“Mereka meyakini, penanam pohon jati tersebut adalah salah satu wali,” ujar Wardoyo, Kepala Desa Selang, (7/1)
Setiap hari Kamis Wage malam Jumat Kliwon, lanjutnya, jati luwih banyak dikunjungi warga dari berbagai daerah. Termasuk setiap bersih desa/ rasulan, tempat tersebut dijadikan sebagai salah satu sentral kegiatan.
Drs. Bugiswanto, Ketua Dewan Kebudayaan DIY, sekaligus pelaku tradisi juga pemerhati budaya mengatakan, hal yang dilakukan masyarakat tidak salah, karena merupakan salah satu upaya melestarikan adat budaya lokal, sesuai keyakinan mereka.
Menurutnya, membalut pohon dengan kain putih secara logika adahah isyarat agar jati luwih tidak dirusak/ ditebang.
“Alasannya, pohon besar dipastikan mampu menyimpan air demi keperlan manusia,” paparnya.
Sementara itu, dipandang dari sudut agama, KH. Kharis Masduki, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Qur’an Wal Irsyad, Ledoksari Wonosari mengatakan, selama tidak keluar dari ketauhitan, dipersilakan. Kalau benar jati luwih adalah peninggalan wali, berdoa di tempat tersebut, tidak dilarang.
“Karena berdoa mudah terkabul biasanya banyak dilakukan di masjid peninggalan.a tau petilasan wali,” pungkasnya.
Dilihat dari sisi perlakuan/ apresiasi masyarakat, sebagian pemerhati lingkungan menduga, pohon tersebut kembaran dari jati kluwih yang tumbuh di wilayah Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
Reporter: W. Joko Narendro_ig