Siswa SD di Gunungkidul Sinau Budoyo Lumantar Batik

1075

 

GUNUNGKIDUL-MINGGU PAHING | Dompet Dhuafa Yogyakarta sukses menggelar acara Batik Expo 2023 di Taman Budaya Gunungkidul (TBG). Selain itu, acara yang menyajikan hasil karya anak Negeri di Gunungkidul tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari sejumlah Sekolah Dasar (SD) yang telah tergabung menjadi sekolah dampingan Dompet Dhuafa, Sabtu (07/10/2023).

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Agus Mantara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul yang diwakili oleh Asbani, Manager Dompet Dhuafa  bererta seluruh panitia, dan sejumlah SD di Kabupaten Gunungkidul.

Menurut Manager Lingkungan dan Budaya Dompet Dhuafa, Lutfilah menyampaikan bahwa Dompet Dhuafa merupakan suatu Lembaga Nirlaba milik masyarakat yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan Kaum Dhuafa.

Dalam pelaksanaanya Dompet Dhuafa melibatkan berbagai pihak melalui program yang unggul dalam bidang sosial kemasyarakatan, pemberdayaan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan.

Salah satu contoh dari bidang pendidikan, Lutfilah berujar, Dompet Dhuafa Yogyakarta memiliki program unggulan Sinau Budoyo Lumantar Batik (Sidomukti) yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan generasi muda yang melestarikan batik di Kabupaten Gunungkidul.

“Kami memberikan pendampingan kepada Guru latih batik dengan metode Training for Trainer,” ujar Lutfilah.

Lutfilah juga menyampaikan, digelarnya “Batik Expo” tersebut bertujuan sebagai ajang apresiasi karya guru dan siswa, sekaligus memperingati Hari Batik Nasional secara produktif.

“Semua yang dipajang di tiap-tiap stand merupakan hasil karya guru dan pelajar,” jelasnya.

Ditempat yang sama Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Agus Mantara memberikan apresiasi terhadap Dompet Dhuafa atas terlaksananya acara tersebut.

Mantan Ketua Karangtaruna Kabupaten Gunungkidul tersebut berharap agar program Sidomukti bisa berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Gunungkidul sehingga dapat mempertahankan predikat batik yang telah diakui oleh dunia.

“Gelar batik dari Unesco akan tetap dipertahankan di Yogyakarta khususnya Gunungkidul,” ujarnya.

Sementara menurut Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul melalui Asbani menyampakan bahwa saat ini di tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Gunungkidul sudah ada empat muatan lokal yang salah satunya yakni batik.

Asbani berharap program Sidomukti tersebut dapat dikembangkan bukan hanya di ekstra namun dapat masuk di pelajaran maupun kurikulum, serta dapat dikembangkan di tingkat SLTP maupun SMU.

“Ketika dewasa nanti anak-anak ini bisa jadi pembatik, pengusaha batik, bos batik maupun pemerhati batik,” jelas Asbani.

Sementara itu, menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Kwarasan, Novita Rini menyampaikan, program Sidomukti sangat membantu memajukan sekolah.

Menurut Novita, program Sidomukti telah rutin dijalankan melalui pelajaran Extra Kurikuler di SD Muhammadiyah Kwarasan.

“Kami laksanakan setiap hari kamis, anak-anak sangat antusias karena dapat menuangkan inspirasi mereka melalui batik,” jelas Novita.

Selain dihadiri oleh ratusan peserta, sejumlah stand yang menyuguhkan hasil karya pelajar SD maupun kemitraan, tampil memeriahkn Batik Expo 2023 yang digelar oleh Dompet Dhuafa Yogyakarta.

A Yuliantoro




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.