GUNUNGKIDUL – JUM’AT WAGE | Mengingat masa jabatan Bupati Gunungkidul yang sebentar lagi bakal berakhir, di beberapa kesempatan, Sunaryanta meminta maaf selama bertugas. Selain itu, ia juga banyak memberikan sinyal saran, pesan, sekaligus warning.
Hal ini dikatakan Sunaryanta saat melaksanakan Musrenbang tahun 2026, di Kapanewon Panggang , Kamis (16/01) pagi.
Setelah kurang lebih tiga tahun menjabat Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta memberikan peringatan akan krisis aset di Gunungkidul.
Meski hal itu, dikatakan Sunaryanta akan terjadi pada tiga puluh tahun kedepan.
“Tiga puluh tahun kedepan, tanah di Gunungkidul akan dikuasai investor,” ucapnya.
Untuk itu, Sunaryanta berujar, masyarakat harus mampu mempertahankan aset tanah miliknya dengan cara mengatur ekonomi.
Sehingga, menurut Sunaryanta, hal itu merupakan salah satu upaya mempertahankan aset tanah di Gunungkidul agar tidak jatuh ke tangan investor.
“Nak iso aling aling ono, lemah mu ojo di dol” (sebisa mungkin hindari menjual tanah=RED), mungkin itu istilah bahasa Jawa yang tepat untuk menggambarkan pesan Bupati Gunungkidul H. Sunaryanta.
Lebih baik dijaminkan bank untuk modal usaha agar bertahan, kata Sunaryanta, dari pada tanah dijual.
“Saya mengharapkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sertifikat tanah sebagai jaminan, agar tanah tidak terjual,” tambahnya.
Pada kesempatan lain ia juga mengingatkan tetang pentingnya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), agar menjadi skala prioritas.
Di sela-sela Musrenbang Kapanewon Panggang, Sunaryanta menyampaikan bahwa sebaiknya rencana pembangunan, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.
“Potensi yang ada benar-benar diolah sebaik mungkin,” ungkapnya.