WONOSARI, Selasa Pahing–Bupati Hj. Badingah, S.Sos. menurut pengamatan Slamet, S.Pd. MM bertekad mengantar Gunungkidul menjadi daerah tujuan wisata terkemuka dan berbudaya. Masyarakat Gunungkidul digadang memiliki daya saing, maju, mandiri dan sejahtera tahun 2021. Tekad Bupati, menurut Slamet tersendat, bahkan jalan di tempat.
“Hal di atas sejalan dengan fakta di lapangan. Kegiatan pariwisata belum mampu menggerakkan perekonomian rakyat secara merata,” ujar Slamet (5/1).
Akibatnya, menurut analisis Slamet, kontribusi terhadap penurunan derajad kemiskinan belum terlihat nyata.
Mengutip Data BPS 2017, Politisi Golkar ini menyatakan, persentase penduduk miskin di Gunungkidul masih sebesar 18.65%. Penurunan memang terjadi dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 19.34% dan tahun 2015 sebesar 21.73%.
Namun, kata dia, Bappeda DIY mencatat masih ada 9 kecamatan yang masuk kategori miskin. Badan Pusat statistik (BPS) menyebut, Wonosari, Karangmojo, Playen, Semin, Ngawen, Patuk, Saptosari, Ponjong dan Nglipar.
Dilihat keseharian Wonosari, Karangmojo, Ponjong, Playen dan Semin adalah pusat pertumbuhan ekonomi. Di sana ada pasar tradisional pasar moderen dan layanan perbankan yang cukup, bahkan ada destinasi wisata yang booming seperti Goa Pindul, Srigethuk, Gunung Api Purba.
“Dalam mewujudkan tekad Bupati tentang pengembangan pariwisata setidaknya ada 4 (empat) hal yang saya cermati,” tandasnya.
Pertama, demikian dia menunjuk, regulasi kepariwisataan, tidak berjalan efektif.
Kedua, Selama dua tahun terakir, Bupati keliru memilih pejabat yang mengurusi kepariwisataan. Di samping tidak kompeten juga tidak profesional. Indikasinya penataan beberapa kawasan tidak tegas. Konflik Goa Pindul makin berlarut, Penataan pantai selatan tidak kunjung dikerjakan.
Ketiga, Bupati kurang serius dalam menggarap wisata. Tandanya APBD sektor pariwisata prosentasenya terlalu kecil.
Keempaat, sektor pertanian masih berperan sebagai penyumbang PDRB tertinggi, dan bukan pariwisata. Bupati tidak mencari cara agar pariwisata menyumbang PDRB tertinggi.
“Tahun 2018, Kepala Dinas Pariwisata berganti. Saya menunggu kiprah pejabat baru,” pungkasnya. Agung Sedayu-ig