Warga Kedungkeris Menanyakan RAB Kegiatan, Lurah: Ini Hal Baru, Saya Tanya Dulu ke Kominfo

3614

NGLIPAR-SENIN LEGI | Keterbukaan Informasi Publik terkait penggunaan anggaran sangat diharapkan oleh setiap warga masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya praktek-praktek yang mengarah pada penyalahgunaan. Di Kabupaten Gunungkidul misalnya, salah satu warga Kalurahan Kedungkeris, Kapanewon Nglipar, nekat menemui lurah setempat untuk menanyakan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Program Ketahanan Pangan baru-baru ini.

Kepada awak media, WS salah satu warga Kalurahan Kedungkeris, menyampaikan bahwa dirinya nekat menemui Lurah Kedungkeris Rusdi Martono, Jumat (29/09/23) sore.

Hal tersebut dilakukan WS lantaran dorongan rasa penasaran terkait program ketahanan pangan yang telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir.

Menurut WS, kedatanganya menemui Lurah Kedungkeris untuk menanyakan RAB merupakan hal yang wajar dalam kapasitas dirinya sebagai warga setempat.

Namun demikian, WS berujar, saat bertemu lurah bahkan hingga kali kedua pertemuan, lurah tidak serta merta dapat memberikan jawaban yang ia tanyakan. Selain itu, lurah justeru menganggap kedatangan WS belum memenuhi atas nama masyarakat.

“Harapan kami alasanya spesifik, nek kemudian njenengan minta transparansi kepada warga, njenengan datangnya sendiri mas, sedangkan untuk masyarakat kan terlalu luas,” ujar Rusdi saat menemui WS.

Menurut WS, Rusdi meminta waktu untuk menanyakan terkait aturan RAB ke Kominfo, apakah ada batasanya atau tidak jika memberitahukan RAB kepada salah satu warga.

Selain akan minta kejelasan tentang Perbub ke Kominfo, mantan guru bantu ini juga menyampaikan bahwa ini merupakan hal baru bagi lurah.

“Perbubnya produk Kominfo, saya akan tanyakan dulu karena selama ini di kalurahan belum pernah ada sosialisasi terkait hal tersebut,” jelasnya.

Namun demikian, Rusdi menjelaskan, untuk bentuk transparansi keterbukaan kepada masyarakat pihaknya sudah melakukan sesuai aturan yang berlaku.

Selain itu, lurah yang memiliki latar belakang ketua karangtaruna tersebut meminta kepada WS, bahwasanya RAB yang ia minta hanya untuk dijadikan konsumsi sendiri dan bukan untuk konsumsi masyarakat umum terlebih awak media.

“Kalau yang tanya njenengan sendiri jane penere untuk konsumsi jenengan tok, ok jenengan punya teman-teman media kemudian nanti dibahas bareng, wong seng njalok wong siji kok seng ngonsumsi wong okeh, itu nanti jadi pertimbangan juga,” jelasnya.

Sebagai warga WS juga meminta Lurah Kedungkeris untuk lebih memperhatikan pemberdayaan lokal terkait jalanya pembangunan fisik di kalurahan tersebut.

WS juga menyayangkan terkait kebijakan Pemerintah Kalurahan Kedungkeris.  Selama ini, dikatakan WS, rekanan yang digunakan oleh pihak Kalurahan hampir tidak pernah ganti.

Sedang di wilayah Kedungkeris khususnya, beberapa warga, dinilai WS lebih tepat untuk dijadikan rekanan, dengan harapan pemberdayaan masyarakat benar benar menyasar dan merata.

“Orang-orang itu sudah pengkuh (kaya:red), kasihan warga yang benar-benar membutuhkan pekerjaan,” ujar WS.

Menanggapi hal tersebut Lurah Kedungkeris berjanji akan memperbaiki komunikasi dengan warga meski butuh waktu.

“Pelan-pelan kita akan coba perbaiki,” pungkas Rusdi. (SW)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.