PLAYEN-JUM’AT PON | Suasana berkabung sekaligus pilu, masih menyelimuti keluarga almarhum Sugiyanto (50) warga Padukuhan Ngasemrejo 11/02, Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul. Bangunan sederhana berbentuk Limasan dengan dinding batako menjadi saksi bisu, Sugiyanto pernah lahir dan besar di tempat tersebut bersama 5 orang bersaudara.
Tanpa meninggalkan pesan atau firasat apapun, kepergian Almarhum dengan cara mengenaskan menjadi sembilu menyayat hati keluarga serta kerabat.
Sugiyanto diduga menjadi korban pembunuhan orang tidak dikenal di Jalan Jogja-Wonosari KM. 22, Padukuhan Karangsari, Kapanewonan Patuk, Gunungkidul, Rabu (11/11/2020) dini hari.
Dikisahkan oleh Suwartiningsih kakak pertama Almarhum, didampingi Sugeng Wiyanto kakak nomor dua dan Sugiyanti sang adik, meski dirinya tidak mendapati firasat sebelum Almarhum meninggal dunia, namun dua hari sebelum kejadian tragis tersebut, dirinya setiap malam tak bisa memejamkan mata sekedar istirahat melepas penat.
Mata sembab, raut muka dirundung duka, sembari bergetar menahan tangis Suwartiningsih melanjutkan kisahnya.
Almarhum Sugiyanto merupakan sosok pendiam tidak pernah neko-neko. Meskipun waktunya lebih banyak dihabiskan di kota Jogjakarta untuk bekerja di warung soto, dirinya tidak melupakan sang adik Sugiyanti serta keponakannya.
Terlebih saat ini Sugiyanti dalam keadaan sakit serta menanggung satu orang anak lantaran telah bercerai dengan suaminya.
“Rasa kehilangan itu sudah pasti. Kami keluarga hanya menuntut pelaku segera ditangkap dan diadili seadil-adilnya, andai bisa nyawa dibayar dengan nyawa,” tutur Suwartiningsih, diiringi isak tangis yang tertahan Kamis, (12/11/2020) siang.
Sejenak suasana hening, Suwartiningsing, Sugeng Wiyanto, dan Sugiyanti larut dalam perasaan masing-masing. Sesekali hanya terdengar desah nafas berat menahan duka.
“Meskipun berat cobaan ini, kami berusaha mengikhlaskan, semoga adik saya ditempatkan di sisi Allah dengan tempat yang sebaik-baiknya,” tutupnya. (Agus SW)
