Gadis Itu Lahir di Gunungkidul, Dipejara di Pingiran Kota Bantul

971

WONOSARI, Sabtu Pon-Dipenjara? Ya, dia menyebutnya demikian. Penyair muda Gunungkidul lahir 5/11/2001. Belum genap usia 17 dia menulis puisi dengan bahasa lugas tetapi kaya akan idiom yang liar dan mengejutkan. Tidak banyak gadis seusia dia berani mengyebut, bahwa sekolah tempat dia meniba ilmu adalah metafor penjara suci.

Buku pertama kumpulan puisinya berjudul “Meniti Jejak di Permukaan Pelangi” diterbitkan oleh Spasi Media, Tuban Jawa Timur, Maret 2018.

Nanda Novia Puspitaningrum adalah santri Pondok Pesantren Modern (PPM) Muhammadiyah Boarding School Pleret (MBS-P) Kabupaten Bantul. Kedua orang tuanya tinggal di Kumorosari, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul.

Seratus empat (104) tulisan yang yang lahir dari tangan Gadis mungil ini disunting menjadi enam bagian. Lima bagian dituturkan dalam bentuk pusi yang prosais, satu bagian berupa sembilan kisah berbentuk prosa yang puitis.

Mengutip penjelasan budayawan Dick Hartoko dan B. Rahmanto, karya Nanda lebih dekat puisi balada. Menurut Dick, balada merupakan cerita dalam bentuk syair (puisi) yang mengisahkan perbuatan tokoh legendaris.

Perbedaannya, Meniti Jejak di Permukaan Pelangi bertutur soal tokoh yang sangat dekat dengan sang penyair, terutama ayah dan ibunya. Tulisan Nanda, meminjam teori Dick Hartoko termasuk bukan kategori balada literer tetapi balada rakyat.

Nanda bertutur menggunakan “gaya aku”. Itu sebabnya 95 puisi dan 9 prosa sebagian besar bercerita tentang dirinya, kedua orang tua, juga cerita kepahlawanann sang nenek.

Sebagian puisi lain, Nada memilih tema alam, seperti yang dia tulis dalam sajak bertajuk Bulan Sabit Menanti Tenggelam, Di Seberang Selembar Daun, Hujan Gelisah, Catatan Musim, dan masih banyak lagi yang lain.

Pada ruang yang terbatas tidak cukup kiranya jika digunakan untuk membahas soal teknik penulisan yang dikuasai Nanda. Sekilas, sesuai usianya, dalam hal melahirkan ungkapan (kalimat) sangat efektif dan mengalir.

Artinya, yang dia rasakan, juga dirasakan oleh pembaca. Bupati Gunungkidu, Hj. Badingah, S.Sos menitikkan air mata ketika menikmati kumpulan puisi karya Nanda Novia Pusptaningrum.

Kabarnya, karya Nanda akan diluncurkan bersamaan dengan pengajian akbar yang diselenggarakan di penjara suci (sekolah) tempat Nanda belajar 6 Mei 2018.

Belum terkonfirmasi, tetapi Badingah berjanji, mau menghadiri perhelatan tersebut.

Pembaca tergerak menikmati kumpulan puisi karya Nanda si mungil dari Gunungkidul, bisa mengakses di anandanovia05@gmail.com

(Bambang Wahyu Widayadi)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.