TANGERANG SELATAN, Selasa Paing – Keluarga mantan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi, almarhum Jakob Nuwawea, berlibur di Gunungkidul mengeluh karena tiga hal; berkeliaran fotografer abal-abal, tukang parkir tidak tertib dan kuliner ayam kampung yang harganya main gethok.
Sukardi, SE, Sekretaris Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG), dari Tangerang Selatan, Banten, melalui WA nya menginformasikan, bahwa pariwisata Gunungkidul dinodai ulah pelaku bisnis yang kurang terpuji.
“Saat ini anak anak dan keluarga mantan Menakertrans Jakob Nuwawea sedang berada di Pantai Baron,” tulis Sukardi, Selasa 11/7/17.
Di Pantai Baron, demikian Sukardi bertutur, mereka dipaksa untuk foto 15 kali jepretan, di tunggu 1 jam tidak kunjung jadi. Setelah dikejar hanya jadi 7, padahal bayar full, harganya dikepruk.
“Yang bisa mengakses kepolisian atau Pemda mohon tukang foto model begituan dibersihkan,” pintanya
Sukardi SE, berceritera, kebetulan salah satu anak mantan Menaker itu teman akrab istrinya, saat kuliah di Universitas Atmajaya Jakarta.
Tak hanya itu, Andi Gani Nea, putra mantan Menakertrans yang juga Komisaris PT. PP Jakarta itu mencoba mencicipi ayam goreng PP yang beralamat di Siyonoharjo.
Makan ayam Goreng PP 10 orang dewasa, 3 anak kecil, pesan ayam, tempe goreng, sayur kangkung dan bakso 2 mangkok, minum jus sama es teh dikemplang Rp1,5 juta. Keluarga Jakob Nuwawea mencoba mengklarifikasi, jawaban dari kasir mengejutkan dengan mengatakan.
“Untung belum 2 juta,” jawab sang kasir Ayam Goreng PP.
Sukardi berharap, pihak yang berwajib melacak arsip gambar di komputer tukang foto abal-abal . Pemkab Gunungkidul juga perlu menertibkan parkir yang semrawut. Disisi lain adanya Pak Ogah yang meminta-minta sumbangan di puncak tanjakan menuju obyek wisata juga membuat wisatawan tidak nyaman. Red