YOGYAKARTA, Rabu Legi-Kondisi atmosfer saat ini hingga beberapa hari kedepan, (07/03) sampai (10/03), diindikasikan mengalami peningkatan dan terdeteksi adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia.
Hal ini disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Agus Sudaryatno, S.Kom, M.M dalam siaran persnya, (06/03),
Disisi lain, lanjutnya, posisi matahari dalam gerak semu tahunannya di sekitar equator berdampak pada meningkatnya intensitas radiasi ke bumi. Kondisi tersebut diperkirakan menyebabkan udara hangat lembab labil sehingga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas lebat terjadi di beberapa wilayah DIY.
Hujan dengan intensitas lebat yang dimaksud antara lain:
Kabupaten Kulon Progo yang meliputi daerah Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang.
Kabupaten Sleman, meliputi Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, Prambanan.
Kota Yogyakarta sendiri.
Kabupaten Bantul meliputi daerah Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, Dlingo.
Dan Kabupaten Gunungkidul yang meliputi daerah Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Patuk, Paliyan, Wonosari, karangmojo, Semin, Ponjong.
Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG DIY mengeluarkan beberapa himbauan pada masyarakat :
- Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
- Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.
“Terakhir, agar warga tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir,” himbau Agus.
Reporter: W. Joko Narendro_ig