PATUK – Rabu Kliwon | Agus Rianto, Dukuh Putat 1, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, cerdas menggarap tanah lungguh. Jatah garapan 6.700 meter persegi ditanami padi dan Kopi Putat.
Bukan sembangan kopi. Kopi Putat merupakan tongkrongan kuliner, untuk santai siang malam. Secara ekonomi, bangunan 700 meter persegi yang ditata Omah Jowo plus taman sederhana menghasilkan tambahan masukan setiap hari.
Pastikan Wisatawan Terlayani Dengan Baik, Bupati Lakukan Pantauan Obyek Wisata Pantai
Area tongkrongan digarap selama setahun lebih. “Tetapi Kopi Putat (Kapé) baru kami mulai awal Ramadan 1440 Hijriah, 2019,” ujar Agus Rianto, (19/06).
Ditanya soal jumlah pengunjung, dia bilang masih fluktuatif, belum stabil. Sementara tim dapur yang semuanya kaum perempuan berjumlah 7 (tujuh) plus pramuladi 2 (dua) laki-laki.
“Keberanian berusaha yang tidak main-main,” komentar beberapa pengunjung yang telah menjajal Kapé.