WONOSARI, Sabtu Wage – Kampanye Pileg 2019, menurut Suharno, SE, politisi Nasdem caleg di Dapil Gunungkidul 3, Karangmojo, Ponjong, Semin, banyak yang lucu. Para kandidat masing-masing parpol saling bertabrakan mengakibat calon pemilih, bingung dan bengong, sementara Bawaslu tidak mencermati.
Baca juga:
Ketua Bawaslu Gunungkidul: Laporan Ngadiyono Belum Lengkap
Partai Garuda Gunungkidul, Bakal Gigit Jari
Suharno, pagi-pagi mengaku menerima tamu 7 (tujuh) emak-emak diantar 3 (tiga) orang bapak-bapak, yang kesemuanya adalah team sukses.
“Pak, saya bingung, takut dosa,” ujar salah satu ibu-ibu saat mengadu ke Suharno.
Mantan politisi PDIP itu pun menanggapi santai, “Memangnya ada apa kok bingung.
Baca juga:
KPUD Gunungkidul Coret DCT, Ngadiyono Tempuh Jalur Hukum
Pertarungan Hukum KPUD Gunungkidul Melawan Ngadiyono Bakal Seru Dan Seksi
Rombongan ibu-ibu itu pun berterus terang, bahwa diberi sembako oleh seseorang. Berikutnya diminta berkumpul di suatu tempat untuk memperoleh penjelasan.
“Kami berangkat, di tempat perkumpulan diminta mencoblos caleg partai A. Selesai kumpulan kami bingung,” tutur ibu-ibu di rumah Suharno beberapa hari lalu.
Baca juga:
Momen Car Free Day KPUD Dan Bawaslu Launching PIP
Slamet Mencabut Pernyataan Terkait Penilaian Terhadap Kampanye Vulgar
Suharno, dalam hal ini berpesan, bahwa sembako tidak perlu dikembalikan. Alasannya sederhana, emak-emak tidak meminta, tetapi diberi, pakai diantar ke rumah pula. Sembako itu, kata Suharno halal.
Yang penting, demikian Suharno berpesan, nek ora Nasdem ora gayeng.
Baca juga:
Kotak Suara Pemilu 2019 Mulai Dirakit, Dibungkus Plastik Dan Disemprot
Surat Keterangan Pencairan Program Indonesia Pintar Diduga Berbau Kampanye Politik, Bocor Ke Publik
Di balik peredaran sembako poltik, Suharno menengarai, Bawaslu dan Panwaslu tidak jeli mengamati modus baru politik sembako.
Pada saat berkumpul dalam rangka kampanye, menurut Suharno, tidak ada pemberian apa pun. Tetapi sembako, dan mungkin juga yang lain, telah diantar sampai alamat.