Rumah Tiban Sisa Peradaban Tahun 1517

1706

GEDANGSARI, Minggu Wage-Atmo Suwito, pewaris rumah tua di area wisata Gunung Gentong, Gedangsari, Gunungkidul (4G) bertutur. Lelaki yang 11 November 2017 besok genap berusia 72 tahun mengatakan, rumah yang dihuni bersama Sugiyem istrinya, ditemukan di antara semak belukar.

“Saya pewaris yang ke 10. Kakek moyang menyebut, ini rumah tiban (rumah yang tiba-tiba muncul) ditemukan di tengah hutan,” ujar Atmo Suwito mumbuka cerita (5/11).

Bapak dua anak, Warga Rt 01 Rw 04, Padukuhan Manggung, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari ini mengaku, rumah berbentuk limas ukuran 6 X 9 meter, ketika gempa 2006 sempat goyah.

Alhamdulillah, kata Atmo Suwito, hingga saat ini rumah kuno ini masih bisa dihuni.

Warga Manggung melihat, limas tua itu unik dan aneh. Sudut barat laut ditumbuhi kepundung (rumah anai-anai / rayap) berukuran 2 x 1 x 0,5 meter.

“Saking lamanya, kepundung tersebut kini menyerupai batu,” kata Subadri, pengelola Puncak 4G.

Rumah rayap yang menggunung dianggap mengganggu penghuni, suatu saat dibersihkan, dibuang ke sungai. Siang buang, malam hari kepundung itu kembali.

Keunikan limas tiban ini pun semakin komplit ketika dilihat dari sisi ukuran dan bentuk. Tiang rumah, umumnya 3 hingga 3,5 meter. Tiang limas Mbah Atmo Suwito hanya 2,5 meter.

Selebihnya ukurang  tiang utama 18 x 18 cm, tidak diserut (tidak dipasah), hanya dihaluskan dengan pethel.

Rumah Atmo Suwito bannyak dilihat dari sisi misteri. Kawula muda Padukuhan Manggung berbeda pandangan.

“Rumah model begini jarang ditemukan. Ini warisan peradaban, perlu diselamatkan,” timpal Eko S. Ketua Karang Taruna Desa Ngalang.

Eko menghitung, setiap pewaris limas tua rata-rata menghuni rata-rata 50 tahun, rumah ini berdiri sekitar  500 tahun silam.

Tidak merugi, kata Eko, jika Dinas Kebudayaan juga Pariwisata Gunungkidul menyelamatkannya.

 

Reporter: Agung Sedayu




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.